"Pada dasarnya Tom and Jerry adalah sahabat tak terlihat"
Selamat Membaca
---VMV---
Hujan turun begitu deras membuat seluruh murid Adara enggan hanya untuk sekedar berbincang di luar kelas. Mereka memilih untuk makan di kantin ataupun tidur di kelas. Upacara rutin Senin pagi pun batal membuat murid bersorak senang. Hal yang paling membuat mereka malas mengikuti upacara adalah saat sesi amanat pembina upacara. Telinga mereka bisa berteriak bosan mendengar hal yang sama setiap Minggu nya.
Berbeda dengan gadis lincah yang sedang berdiri menghadap langit. Ia dengan antusias pergi keluar untuk menyaksikan langit membersihkan bumi, begitulah katanya.
"Lo mau kemana?" tanya Sherly melihat Anin berdiri dari kursinya.
"Mau liat proses langit bersihin bumi," jawabnya dengan antusias lalu berlari keluar meninggalkan Sherly yang membatu karena jawaban ajaibnya.
Anin tak berhenti tersenyum melihat hujan yang turun di senin pagi itu. Ia selalu bertanya kepada kakeknya mengenai apapun yang ia kagumi termasuk hujan.
Kakeknya pernah mengatakan bahwa hujan adalah salah satu kemampuan langit untuk menghapus segala keresahan yang ada di muka bumi. Pandangi hujan, maka hatimu akan damai. Dan Anin sangat mempercayai hal itu hingga saat ini.
Hujan mampu menenangkan diri, tetapi petir menyambar adalah musuh terbesar dalam diri Anin. Ia suka rintik hujan tapi tak menyukai guntur langit. Bising katanya.
Dari balik pintu, seorang lelaki dengan setelan olahraga Adara tengah memandangi siswi baru di kelasnya. Awalnya ia merasa tidak peduli akan kehadiran siapapun termasuk anak baru di kelas. Namun, lama kelamaan gadis mungil ini begitu berisik dan mampu menarik dirinya untuk menatap.
Tatapan itu begitu teduh, tanpa ada yang menyadari pria itu tersenyum begitu tipis.
Anin yang pada dasarnya memiliki rasa peka yang tinggi langsung berbalik dan menatap nanar pria yang tengah memandangi dirinya. Atau cuma Anin yang terlalu percaya diri?
Anin mendekat membuat pria itu menurunkan satu alisnya.
"Lagi mandangin hujan ... atau gue?" tanyanya menunjuk langit lalu dirinya sendiri, ia bersedekap.
Pria itu terkekeh pelan melihat betapa beraninya perempuan ini menanyakan hal itu padanya. Lalu ia memegang atas kepala Anin sambil membungkuk sedikit menyetarakan posisi wajah mereka.
"Kalo iya, lo mau apa?" tanyanya dengan nada rendah khas anak lelaki. Jika itu perempuan lain mungkin mereka akan pingsan di tempat, tapi kalian harus ingat siapa wanita kecil yang sedang pria itu hadapi. Anindira Arabella Basupati!
Ia menepis tangan itu dengan tenang lalu ia merapikan rambutnya sedikit. "Itu namanya gak sopan," ujar Anin.
"Gue gak liat ada aturan tertulis tentang itu," serang pria di depannya masih meremehkan Anin.
Anin mendengkus pelan lalu menggelengkan kepala. "Itu namanya attitude, Brother."
"Susah emang jadi orang cantik. Diliat sana sini bahkan ... " ucapan Anin terhenti lalu melirik ke arah teman kelasnya itu. "Mampu menarik buaya tidur dari kandangnya."
Anin tertawa terbahak-bahak lalu berlari menjauhi kelas. Biarlah, gurunya hari ini takkan masuk. Jadi ia memilih untuk berkeliling Adara. Pria itu bernama Alan. Yang Anin tahu, pria itu adalah salah satu murid di kelasnya yang tidak banyak berbicara. Ia cenderung tidak peduli akan teman sekelasnya namun dari yang ia dengar bahwa Alan memiliki kecenderungan suka bergonta- ganti pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...