92. Accident

2.1K 284 58
                                    

Drop your enthusiast!

***

Pria itu baru saja memarkirkan sepeda motor kesayangan yang telah menemani dirinya berkelana bersama dengan sahabat yang lain dari tingkat Zero sampai ke Racing Malio.

Tidak ada yang spesial dari hidupnya.

Terbiasa hidup dalam kurungan dan kekangan orang-orang dengan dalih kasih sayang terhadap Aciel Adiwilaga yang telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak berumur empat tahun.

Ia tinggal bersama seorang kakek dan nenek dan juga anak mereka yang lain. Saling berbagi tempat dan juga berebut perhatian dari sang pemilik kekuasaan tertinggi di rumah kakek Aciel.

Ia yang tumbuh dalam lingkungan keluarga strict merasa mudah bosan sampai beberapa kali membuat kegemparan yang menghasilkan berbagai macam hukuman dari pemilik rumah.

Aciel tidak peduli dengan harta kekayaan yang keluarganya miliki. Setiap hari mendapatkan ocehan yang sama dari keluarga untuk menjaga harkat dan martabat nama baik keluarga besar.

Pertanyaan yang selalu ia lemparkan adalah kapan Aciel mempermalukan nama baik yang selalu mereka sanjungkan itu?

Ia hampir tidak pernah memiliki teman baik sampai akhirnya ditemukan oleh seorang anak bermuka datar yang irit sekali berbicara.

Galen Melviano Daniar bersama dengan Revan Marcelio saat itu.

Keduanya memiliki watak yang sama persis sampai di sekolah mereka selalu disebut sebagai anak kembar.

"Balapan lagi?" tanya Jidan yang kebetulan berpapasan dengan Aciel di pintu depan.

Aciel yang menduga bahwa Jidan memiliki urusan dengan kakeknya terkait pekerjaan melengos begitu saja tanpa mau menjawab basa-basi yang menurutnya sudah sangat berjamur.

"Yel," panggil pria itu lagi membuat langkah Aciel terhenti.

"Gue cuma ngingetin, gak baik terlalu banyak bolos. Lo udah mau naik ke kelas tiga."

Aciel yang terkesan tidak menyukai kalimat yang dikeluarkan oleh Jidan membalikkan badannya lalu menunjuk pria itu dengan jari telunjuknya.

"Lo!"

Aciel menekankan panggilan itu kepada Jidan dengan mata membara.

"Gue ingetin juga sama lo. Gak usah deh sok ngurusin hidup gue. Gue baik-baik aja tanpa kalian ganggu."

Aciel melipat telunjuknya lalu membentuk kepalan tangan yang cukup kuat masih ditujukan kepada Jidan.

"Kalo lo bukan sodara gue, bogem ini udah melayang dari dulu. Gue udah sabar, jangan sampe kesabaran gue bener-bener jadi huru-hara di antara kita."

Dengan penuh rasa percaya diri, ia melipat tangannya semakin membuat Jidan merasa sedikit panik.

Jidan tahu perangai buruk yang sepupunya itu miliki. Beberapa kali Aciel dihukum karena ia bertengkar dengan teman sekelasnya yang dilarikan ke rumah sakit. Pria itu pernah terluka tetapi tidak pernah lebih parah dari lawannya. Hal yang menjadikan Jidan pertimbangan untuk menggantikan Aciel atas permintaan penerus dari sang kakek.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang