13. Mimpi

4K 365 43
                                    

HAPPY READING

----VMV----

"Ssst ... Risa."

Risa yang sedang menata kembali buku-buku yang berserakan di ruang tunggu segera menoleh. Ia mendapati nona mudanya tengah bersembunyi di balik pintu sambil mengendap-endap. Risa mendekati Anin yang memberikan kode padanya agar mendekat.

"Ada apa?" tanyanya sambil ikut melihat sekeliling.

"Sstt ... jangan kenceng-kenceng," ujar Anin sambil menaruh jari telunjuk di mulutnya. Matanya masih mengawasi keadaan di dalam rumah.

Risa yang mengerti ikut memperagakan apa yang Anin lakukan sambil mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Darel udah pulang?" bisiknya begitu pelan bahkan suaranya seperti hilang terbawa angin.

"Belum," jawab Risa pelan yang membuat Anin bernapas lega. Ia tersenyum lalu masuk ke dalam dengan santai.

"Jangan bilang apa-apa sama Darel," ucapnya kepada Risa, takut jika nanti asisten setia Darel mengadu.

Ia pulang terlambat, Darel pasti mengomel jika tahu saat ia pulang adiknya belum sampai di rumah. Darel juga terbilang sangat jarang menjemput Anin. Bukan karena ia tidak peduli tapi karena terkadang Darel sendiri pulang terlambat dan tidak sempat untuk menjemput Anin. Maka dari itu, adiknya memiliki supir pribadi atau terkadang membawa kendaraan seorang diri. 

Ia terus berjalan lalu melempar tas pinknya ke sembarang arah dan mendudukkan dirinya di atas sofa di ruang istirahat.

"Haaaaaah," Ia menghela napas cukup panjang sambil merebahkan diri.

"Kenapa mukanya semrawut gitu?" tanya Risa yang memungut hasil ke bar-baran bungsu Basupati.

Anin menoleh dengan wajah cukup kesal. Jika ia mengingat kejadian tadi siang, ia begitu kesal. Hatinya memanas tak terima jika ia kalah.

"Risa," panggilnya seperti merengek.

"Hm?"

"Kalo misal ketemu sama orang yang bisa baca gerakan lo, apa yang Risa lakuin?" tanyanya masih dalam posisi merebahkan diri di atas sofa paling nyaman di rumah.

Risa terkekeh mendengar pertanyaan itu. "Gak ada yang bisa Risa lakuin, Risa cuma pasrah."

Kening Anin berkerut. "Kenapa? Kok gak punya semangat hidup gitu?"

Sekali lagi Risa merasa tertarik dengan rasa penasaran gadis kecil di depannya.

"Setiap hari Risa ketemu sama orang yang Anin sebut tadi. Berkali pun Risa mencoba menghindar, Risa tetep kena. Mau maju, mau mundur, mau ke kiri, mau ke kanan. Risa tetep gak bisa mengelak," jawabnya sambil tersenyum hangat.

"Se--tiap hari?" tanyanya terlihat bingung. "Emang ada orang yang bisa baca pikiran Risa?" tanyanya penasaran sembari menatap lekat wajah Risa yang berdiri di depannya. "Siapa yang udah bikin hidup Risa sulit?"

Risa tertawa cukup keras membuat Anin merinding melihatnya, asisten rumah tangga yang sering menjaganya dan juga Darel ini baru menunjukkan satu sifat aslinya di depan Anin. Wanita misterius yang suka tertawa tidak jelas.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang