51. Taruhan

3.2K 332 34
                                    


***


Anin meninggalkan tribun sebelum pertandingan Revan berakhir. Ia tidak kuat menahan panggilan alam yang terus menyeruak dan berdemo di dalam perutnya.

Gadis itu berlari cepat, mencari toilet terdekat. Bahkan topi yang semula Galen tempatkan di atas kepalanya masih ia bawa sampai ke toilet. Gadis itu terburu-buru dan tidak sempat memperhatikan penampilannya.

Awalnya, Clara menawarkan diri untuk mengantarkan Anin mencari toilet tetapi dengan cepat gadis itu menolak dan menyuruh Clara untuk menceritakan kemenangan Revan supaya Galen tidak curang. Bagaimana pun juga mereka tengah berada dalam taruhan sebesar lima ratus ribu!

Ia menemukan salah satu toilet yang berjarak lumayan dekat dengan tribun turnamen. Ia tersenyum senang lalu segera berlari untuk menyelesaikan tuntutan perutnya yang semakin terasa bertalu di sana.

***

"YAAAAA!"

"REVAN!"

"AAAAAAA!"

Pria itu terlihat berkeringat cukup banyak dibandingkan biasanya. Pertandingan kali ini benar-benar menguras tenaga Revan. Lawannya sangat kuat dan sulit untuk dijatuhkan.

Namun ia berhasil mengejar poin dan menambah record kemenangannya.

Tangannya mengepal ke atas, menunjukkan bahwa ia telah berhasil memboyong piala musim semi sebagai tambahan koleksi piala Revan.

Teriakan dari pendukung Revan dan lawan bergema di seluruh sudut tribun. Tak kalah heboh, Aciel dan Jordi meneriakan nama Revan seolah mereka adalah salah satu penggemar wanita yang menggilai Revan.

Sherly terus menggelengkan kepala merasa malu dengan tingkah kekanak-kanakan sahabat tunangannya. Benar-benar tak habis pikir jika mereka memiliki sifat heboh seperti anak alay pada umumnya.

Clara, Fahmi, Gabriel, Jaden menjadi penonton yang paling formal. Mereka hanya bertepuk tangan menyelamati kemenangan Revan di bawah sana. Berbeda dengan Kania yang sudah terdiam sejak ia gagal bertukar tempat duduk dengan Gabriel. Saudaranya sama sekali tidak mendukung Kania untuk PDKT dengan Galen. Ia masih terlihat kesal.

"Selamat kepada pemenang!"

"Revan Marcelio Adrian!" teriak salah satu panitia turnamen yang menjadi MC, menuntun acara penyerahan medali dan piala utama.

"Adara is the winner!"

Revan berlari ke sisi tribun, menghampiri Sherly yang duduk di barisan depan. Gadis itu sudah menyambutnya dengan tatapan hangat. Sepertinya, gadis kaku ini sudah mulai menerima kehadiran Revan di depan teman lainnya.

"Selamat, ya."

Revan mengelus rambut Sherly dengan haru. "Berkat dukungan lo."

Keduanya saling tatap dan melempar senyum terbaik yang mereka miliki sampai beberapa temannya membuat suara muntah seakan jijik dan anti dengan adegan romansa di antara temannya sendiri.

Revan mendelik tajam kepada kedua teman berisiknya, karena telah mengganggu momen penting antara ia, kemenangannya dan dukungan Sherly.

"Selamat, Bro!" kata Jaden, orang pertama kali yang menghampiri Revan.

"Makasih, Bang. Berkat strategi cadangan dari lo, gue bisa ambil kesempatan buat jatuhin lawan."

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang