46. Let's play!

2.9K 292 13
                                    

***

Kini hanya tersisa Galen dan Anin dj atas bukit pada waktu senja setelah Kania di jemput oleh saudara kembarnya sendiri, Gabriel.

Pria itu sempat bertanya mengapa Galen tidak mengantarkan saudarinya tetapi saat melihat Anin, pria itu segera menarik Kania pergi begitu saja.

Anin duduk di sisi Galen, memperhatikan gerak-gerik pria yang kini telah mencuri hatinya tanpa bisa ia kendalikan.

Namun, Anin memastikan bahwa ia akan tetap pada tujuannya untuk mengalahkan Galen. Saat ini, ia tengah merencanakan bagaimana caranya bisa menarik Galen untuk bisa di ajak battle pengetahuan dengan Anin.

Berkat perkataan Jordi dan Aciel di sekolah, ia tertarik untuk menguji seberapa hebat God Of Adara, Galen Melviano Daniar.

"Gue boleh tanya sesuatu gak?" tanya Anin sementara tangannya sibuk mencabuti rumput yang ia duduki bersama Galen.

Pria itu menoleh, memberikan perhatian kepada Anin. Tetapi, sebelum Galen mengatakan sesuatu, Anin terlebih dahulu melanjutkan perkataannya.

"Boleh dong, ya. Kalo gak boleh pun, pasti gue boleh-bolehin."

Galen mengalihkan pandangannya ke depan dan terdengar decakan kecil yang mengiringi gerakan kepalanya.

"Ck!"

"Eh gak boleh gitu!" kata Anin mendengar decakan Galen. "Gue serius nih mau nanyanya," lanjut Anin menekankan perkataannya kembali.

"Apa?"

"Jutek banget."

"Jadi nanya gak?"

Anin mengangguk dengan cepat, "JADI!"

Galen memandang ke arahnya. Seakan pria itu menunggu pertanyaan yang sedari tadi akan ia lontarkan.

"Oke."

Anin menarik napas dalam-dalam seakan ia mempersiapkan mental hanya untuk mengeluarkan pertanyaan ini kepada Galen.

"Galen."

"Iya."

"Ceritain dong sehebat apa Kania?"

"Enggak mau."

Mata Anin membulat lebar bahkan mulutnya hampir menganga.

"KOK CEPET BANGET JAWABNYA?!"

"Pertanyaan lo terlalu mudah."

Anin mendesah kasar merasa frustasi mendapatkan tanggapan seperti ini dari Galen.

"Ya maksud gue kan, lo setidaknya pura-pura mikir dulu, pertimbangin pertanyaan gue atau apa gitu."

"Buang-buang waktu."

Astaga!

Anin memberenggut kesal lalu membuang pandangannya ke arah depan.

"Ngeselin!" bisiknya kembali mencabuti rumput.

Tanpa Anin sadari, pria itu tengah menatapnya dengan seringai kecil yang menghiasi bibir Galen.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang