103. Queen Of Adara

1.8K 220 57
                                    

New era is coming, welcome ... Queen!

***

Vroom! Vroom! Vroom!

Gerungan kedua motor yang tengah saling menyalip itu turut meramaikan malam yang dipenuhi dengan sorak sorai penonton di tiap sudut jalan lapangan balap Zero.

Berita telah tersebar hanya dalam kurun waktu satu jam. Kabar mengenai pergulatan kedua raja lapangan balap yang terkenal pada masanya.

Setelah mengantongi kemenangan melawan Galen beberapa waktu yang lalu, Darel mendapatkan pujian epic comeback setelah rehatnya ia dari dunia balap. Pada malam ini, keduanya saling dipertemukan di lapangan yang sama dengan zona yang berbeda.

Keduanya saling bergantian mempertahankan posisi pertama untuk menjadi satu-satunya pemenang yang diakui oleh para pecinta arena balap terutama di wilayah Zero yang terkenal sangat sulit ditaklukkan.

Beberapa orang mulai melongok ke arah kanan setelah mendengar gerungan motor itu terdengar makin dekat.

Darel terlambat menyadari bahwa Galen dengan sengaja menurunkan kecepatan agar ia menurunkan kewaspadaan. Galen melaju dengan kecepatan maksimal, menyusul Darel yang telah berada beberapa meter dari garis finish.

"GALEN!"

"DAREL!"

Sahutan penonton mulai kembali bergema saat melihat kedua motor peserta balap terlihat ke permukaan setelah memutari alur Zero yang tidak bisa dikatakan mudah oleh pembalap ataupun sekedar penikmat dari sisi jalan.

Semua butuh pengendalian dan keahlian yang mumpuni jika ingin menjadi nomor satu di arena Zero. Alurnya unik dan meliuk tidak teratur, berbeda dengan Racing Malio yang dibangun berdasarkan standar arena balap.
Galen menyeringai di balik helmnya lalu menekan gas sekencang-kencangnya agar dapat melewati Darel yang kehilangan fokus karena strateginya. Pria itu bahkan sempat menekan bunyi klakson, menggoda Darel yang tertinggal di belakang beberapa menit terakhir menuju garis finish.

Galen tahu ia takkan pernah menang dari Darel di lapangan tanpa rencana apapun. Pria itu memiliki intuisi yang sangat unik dan cerdas saat berada di arena balap. Darel tidak bisa diremehkan. Tetapi kali ini ia tidak mau kalah apalagi mengalah. Ia bertekad untuk menang. Galen akan mempersembahkan kemenangannya untuk gadis yang kini telah melemparkan senyum terbaiknya di dekat garis finish.

Galen keluar sebagai pemenang, meninggalkan Darel dengan jarak yang sangat tipis. Setidaknya, ia berhasil menunjukkan kepada Anin bahwa omongannya sangat teramat dapat dipercaya.

Galen melajukan motornya ke pinggir arena tanpa menghiraukan teriakan para penggemar yang makin menggila setelah kemenangan yang didapatkan oleh Galen atas Darel.

Pria itu berjalan, meninggalkan motornya tanpa berupaya melepaskan helm yang ia kenakan.

"Selamat!"

Ternyata Galen menghentikan langkah terburunya di depan Anin. Gadis itu berdiri dengan tatapan bangga atas kemenangan Galen.

Galen ikut tersenyum lalu tangannya bergerak melepaskan helm itu dari kepalanya. Pria itu sedikit menundukkan kepala agar sejajar dengan gadisnya. Ia tersenyum tipis di hadapan Anin menunggu gadis itu melakukan sesuatu.

Tanpa aba, Anin memahami perilaku Galen. Ia terlihat mengulurkan tangannya seraya merapikan kembali rambut Galen yang kusut setelah mengenakan helm.

"Masih ganteng kok," katanya dengan nada bercanda. "Pacar pinter. Tahu aja gue gak suka liat lo buka helm di depan cewek lain," lanjutnya masih menggoda Galen.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang