89. Rumit

2.1K 331 56
                                    


Terima kasih untuk orang-orang yang meluangkan waktunya mendukung cerita ini.

Kritik yang membangun, saran, ide liar di kepala kalian boleh ditumpahkan disini ygy

Jika ada yang mau ditanyakan silakan di kolom komentar. Pasti di baca.

Thanks

***

"Dia orang tua kamu?"

Wanita itu mengangguk pelan.

"Ya."

"Tragis. Siapapun yang melakukannya benar-benar mengerikan."

"Bagaimana bisa ia menembak mati seorang pengasuh di depan anak kecil yang masih sangat lugu? Iblis."

Sekali lagi wanita itu menarik napas cukup dalam. Ia terlihat sangat khawatir dan berhati-hati terhadap seorang pria muda yang mengetahui jati dirinya dalam hitungan hari.

Padahal, tak seorangpun mengetahui siapa dirinya selama ia menjalani hidup.

Kehilangan orang yang sangat kamu cintai dengan cara paling tragis adalah cobaan terburuk yang pernah ia alami dalam hidupnya. Kehilangan yang ia dapatkan layaknya seperti sebuah hukuman.

Dengan raut sendu ia melirik ke arah pria itu, yang tengah asik membaca lembar demi lembar yang berisi tentang jati dirinya.

"Kenapa kamu mengincar saya? Saya gak pernah melakukan apapun yang berhubungan dengan keluarga kamu."

Pria itu terlihat melempar-lemparkan sebuah kunci dalam genggaman tangannya.

"Sederhana."

Wanita itu meneguk ludahnya kasar. Tatapan pria itu mendadak berubah menjadi sangat dingin sampai ia sendiri tidak sanggup membalas tatapannya.

"Karena gue menjaga apa yang harus gue jaga."

***

Anin bergeming.

Ia tidak banyak berbicara setelah pulang dari rumah sakit.

Anak itu merengek ingin segera pulang, membuat Darel luluh dan tidak tega jika menahan adiknya di tempat yang paling tidak gadis itu sukai.

"Tidur, Nin," kata Darel memberitahu.

Gadis itu masih terdiam di balik selimut hangat miliknya dengan posisi kepala menghadap ke arah balkon kamarnya.

Ia tidak mau membalas tatapan Darel. Orang yang sedari tadi tidak beranjak di kursi belajar sang adik.

"Lo ganggu," balasnya pelan.

"Gue gak bisa tinggalin lo sendirian. Lo denger tadi kata dokter, 'kan?"

Hening.

Keduanya memilih untuk menyibukkan diri dalam pikiran masing-masing. Sebenarnya, bukan hanya Darel yang ingin menjaga sang adik. Galen yang terlibat dalam kejadian, memiliki keinginan yang sama dengan pria tangguh dari Treksa itu.

Namun, Darel tidak memberikan izin. Ia menyuruh Galen untuk pulang begitu juga dengan semua temannya yang datang untuk merayakan pesta ulang tahun Darel.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang