30. Anggota Baru

3K 298 30
                                    

Vous Me Voyez

***

Ayra menceritakan kepada Vio terkait papanya yang masih suka menghubungi dirinya dan memarahinya lewat ponsel.

Dengan tersedu-sedu, ia mengalihkan perhatian Vio dari kenyataan yang tersembunyi di dalam cerita Ayra.

Belum saatnya, mereka tahu jika papanya mengirim Ayra secara khusus masuk ke rumah ini. Ia belum siap menerima pengusiran dari Galen. Ia takut jika Galen marah kepadanya.

"Kamu gak usah khawatir. Galen kan udah bilang sama papa kamu waktu itu. Dia gak bisa bawa kamu pergi."

"Tapi, Kak. Papa selalu memaki Ayra lewat telepon. Ayra sedih."

"Selama kamu dalam pengawasan Galen, papa kamu gak akan berani nyentuh kamu sedikitpun. Kuasa Galen saat ini setara dengan kakek kalian."

Vio berdiri dari duduknya lalu membersihkan sisa debu yang menempel pada rok hitam yang ia kenakan hari ini.

"Pokoknya, kalo mau tinggal disini jangan cengeng."

"Jangam nyusahin Galen. Karena Galen gak punya waktu untuk ngurusin masalah sepele keluarga kamu."

***

Bebi berjalan mengendap-endap mendekati kelas adik kelas yang telah membuat dirinya malu setengah mati di depan umum kemarin.

Temannya mengatakan jika gadis itu berada di kelas unggulan. Tetapi sebelum sempat sampai, ia dihalangi oleh seorang pria berkacamata.

"HAIKAL!" pekiknya sedikit marah.

Ia tidak mengerti mengapa pria itu malah menarik tangan dan membawanya pergi menjauhi kelas tersebut.

"Apasih maen tarik-tarik sembarangan!"

"Lo yang ngapain ngendep-ngendep kayak maling?"

"Gue—" Bebi kehabisan kata untuk membalas tuduhan pria itu.

"Anindira?" tebal Haikal.

Bebi mengerjapkan matanya beberapa kali merasa terkejut. "Kok lo tahu?"

"Gue liat keributan lo di kantin kemarin."

"Oh." Bebi menyelipkan rambutnya begitu anggun tetapi raut wajahmya terlihat begitu kesal.

Haikal berdiri menghadapnya seraya memastikan jika percakapan mereka aman. "Mau kerjasama?" bisiknya.

Bebi masih belum memahami maksud dari pria yang menyeretnya sembarangan ke tempat ini.

"Gue tahu kalo lo gak suka sama cewek itu," ujar Haikal mendengus kasar.

"Iya. Gue benci banget sama dia."

"Gue juga gak suka sama dia."

Bebi membasahi tenggorokannya yang terasa sedikit gatal. "Jadi, maksud lo ... kita kerjasama buat ngerjain anak baru gak tahu diri itu?"

Haikal menyeringai pelan seraya menganggukkan kepalanya.

"Gue cuma gak pengen karir lo ancur kalo lo bergerak sendiri. Lo bisa disebut perundung kalo ketahuan. Jangan ceroboh! Lo itu selebriti."

Bebi terenyuh dengan perhatian Haikal. Meskipun mereka tidaklah dekat, tetapi ia masih sempat sekelas dengan pria berkacamata itu. Tetapi, ada sedikit hal yang mengganjal hatinya.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang