5. Malaikat Tak Bersayap

4.4K 451 22
                                    

Tidak berasal dari langit, tidak memiliki sihir ajaib tetapi ia terdefinisi sebagai malaikat.

Malaikat pencabut nyawa-

HAPPY READING

__VMV__

Setelah dari danau, Anin tidak melanjutkan perjalanannya ke Adara. Anin memilih untuk bolos dan berdiam diri di kamarnya. Kemarahan Darel sepertinya membawa pengaruh besar pada kondisi mental Anin saat ini. Mendadak, gadis yang memiliki banyak tingkah itu bersikap seolah-olah ia adalah orang paling kalem se dunia. Risa memandang khawatir kepadanya. Ia sudah menghubungi Darel terkait kondisi Arabelle. Sepertinya tak lama lagi pria itu akan datang.

Meski terlihat cuek dan kasar, Darel begitu menyayangi Anin. Hanya saja, cara yang ia tunjukkan teramat berbeda dengan orang kebanyakan. Kebanyakan teman pria yang dekat Anin pasti tahu bagaimana tegasnya Darel dalam menginterogasi mereka.

Sekarang sudah pukul sepuluh pagi, Anin masih betah di kamarnya. Duduk terdiam memandangi langit-langit kamarnya. Matanya berputar, lalu menunduk. Terus seperti itu ia lakukan secara berulang. Risa masuk mengantarkan makanan kesukaan Anin, nasi goreng.

"Anin, makan ya! Ada nasi goreng buatan Risa," tawar Risa. Secara perlahan ia meletakkan nasi goreng itu di meja belajar Anin.

Awalnya perempuan kecil itu seperti tidak tertarik sampai beberapa waktu kemudian, matanya mulai melirik ke arah nasi goreng itu dan Risa. Risa tersenyum canggung ketika Anin menatap ke arahnya.

Ia masih mengenakan seragam Adara, duduk manis memeluk kedua lututnya, menyandarkan kepala di atas lutut.

"Darel pulang jam berapa?" tanyanya masih memandang intens Risa yang mematung sedikit terkejut dengan pertanyaan mendadak itu.

"Sebentar lagi pulang," jawab Risa sedikit gugup.

"Dia ... masih marah sama aku ya?" potong Anin kembali menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan di atas lutut.

"Darel udah gak marah kok, tadi Darel bilang bakal pulang lebih awal," bujuk Risa berusaha menenangkan kesakitan yang dirasa oleh Anin.

Anin memunculkan wajahnya memandang Risa. "Beneran?" tanyanya tersenyum lebar.

"Eh?!"

Risa terpaku dengan ekspresi nona mudanya yang sudah berubah menjadi sesuatu yang lain lagi.

__VMV__


Beberapa kali Galen berhasil memasukan benda bulat berwarna orange itu ke dalam ring. Sementara Aciel terengah-engah meladeni temannya yang tak ia sangka lebih jago berlaga di lapangan daripada dirinya. Padahal Aciel adalah salah satu anggota tim inti Basket SMA Adara.

"Gal udah Gal, capek gue," keluhnya. Galen berhenti dan menatap Aciel dengan senyuman tipisnya.

"Modal congor doang sih law," ledek Jordi yang menonton keduanya dari pinggir lapangan. Bule jawa ini lebih memilih sibuk dengan ponselnya dibandingkan dengan harus panas-panasan di lapangan.

"Wey banci! diem aja deh lo. Takut sama panas aja belagu!" teriak Aciel menimbulkan tawa dari Galen dan Revan yang baru saja bergabung bersama Jordi.

"Kenapa dia? Lagi PMS?" tanya Revan mengambil posisi duduk di samping Jordi yang sedang bertukar ledekan dengan Aciel. Sementara Aciel sudah terbaring di tengah lapangan menyatakan menyerah kepada Galen.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang