99. Vous Me Voyez?

2.5K 249 85
                                    

Thank you for 300k 🥰

***

Wajahnya masih terlihat sama. Entah sedang sehat ataupun sakit dan kelelahan. Warnanya saja putih pucat dan datar. Tidak ada warna yang menemani tiap kata yang ia ucapkan.


"Gimana?" tanyanya masih memutar mainan berbentuk kotak berwarna seperti pelangi di tangannya.

Pria blonde yang baru saja menyadarinya, langsung mengubah sikap karena ia tahu, tuannya sedang berada dalam mode serius.

"Dia kabur buat jemput pacarnya."

Pria yang lebih muda itu mendengus pelan. Ia telah menghancurkan kerajaan bisnis yang sempat maju begitu pesat selama beberapa tahun hanya dalam hitungan hari. Pria itu tidak pernah maik-main dengan ucapannya.

"Mantan pacar," katanya mengoreksi pernyataan pria blonde di depannya.

Jika tidak ada yang bisa melindungi gadisnya, maka tangannya sendiri yang akan melayangkan serangan tak terampuni. Ia masih liar, sama seperti yang ditakutkan oleh keluarganya sendiri.

Tahun dimana Raka Pavian Narendra memimpin sekelompok mafia bisnis yang paling ditakuti di kota London. Tidak masalah baginya jika musuh yang tengah Raka hadapi berada di kota lain. Raka masih bisa menyentuhnya sampai hancur berkeping-keping.

Darel akan berterima kasih untuk seumur hidupnya karena Raka telah menghancurkan salah satu rival bisnis keluarga Basupati Grup.

"Itu alasan lo terbang ke indo, 'kan?" tanya Julian merasa aneh saat Raka menyuruhnya untuk mempersiapkan penerbangan sekilat mungkin ke tempat yang telah ia tinggalkan untuk melanjutkan masa pendidikan yang lebih tinggi.

"Hm."

Irit sekali.

Julian menghela napas pelan. Ia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Raka yang rumit. Ia hanya bisa mengikuti perintahnya atau sekedar menahan sikap Raka yang berlebihan dan membahayakan dirinya sendiri. Meski sebenarnya percuma, karena Raka tidak takut akan apapun.

Bisa-bisanya ia sendiri yang menyelinap ke wilayah musuh untuk meretas sistem perusahaan. Benar-benar anak yang sulit ditebak.

"Jadi, gimana? For your information. Mata-mata kita mergokin dia bawa senjata."

Seketika Raka terdiam, ia menghentikan gerakannya saat memainkan rubik.

"Siapin mobil gue."

"Buat apa?"

"Main bentar."

"Lo harus udah di London jam delapan malem!"

"Julian, gue gak suka mengulang."

Julian terpaksa mengiyakan.

"Laksanakan!"

***

Rasanya aneh jika Raka langsung menyergap pria bodoh yang tergopoh-gopoh melarikan diri dari bandara dengan mobil curiannya.

Tidak. Sepertinya itu milik Gilden sendiri, hanya saja ia melarikan diri dari beberapa pengawal yang mungkin saja ditugaskan untuk mengikutinya. Gilden sedang berada dalam masalah besar. Pria itu memberontak, meninggalkan titah ayahnya demi seorang gadis yang sudah jelas menolak kehadirannya.

Dasar psikopat!

Berani sekali ia memberikan luka di atas trauma yang telah ditenggelamkan oleh adik kesayangannya.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang