Vous Me Voyez? ✔️

79. Problem

Hai, terima kasih dan selamat bergabung dalam cerita.

Masih ada yang bingung kenapa Raka yang notabene nya bukan merupakan salah satu cast VMV selalu disebut dalam cerita ini tapi gak pernah ketemu langsung sama pemainnya?

Yang udah baca runut STK series harusnya tahu, seberapa besar power dari seorang Raka sampai Darel aja paling gak mau berurusan sama dia.

Hubungan Raka-Anin-Darel sangat jelas diceritakan dalam cerita Semua Tentang Kita. Dan kalo ditanya apa hubungannya dalam cerita VMV, gak mau spoiler dulu 😌 tungguin aja jadinya gimana 🤣

FYI, Vous Me Voyez adalah pengembangan cerita dari Semua Tentang Kita.

***

Atas seluruh kepercayaan yang Aciel terima dari sahabatnya, ia berjanji akan berjuang keras di garis final.

Tidak ada yang perlu Aciel ragukan mengenai kemampuan Jordi dan Revan untuk mencapai babak final nanti. Hanya dirinya yang harus mempersiapkan diri agar bisa mengimbangi kemampuan kedua temannya yang lain.

Berada dalam sebuah keluarga yang hanya memandang dirinya secara rendah dan remeh, membuat Aciel tidak betah menetap di rumah. Alasan mengapa ia selalu berakhir tidur di salah satu rumah temannya ataupun basecamp.

Padahal, secara garis besar sejarah keluarga yang pernah ia baca dan ketahui, Aciel adalah orang yang secara resmi akan menerima kedudukan tertinggi sebagai kepala keluarga setelah ia berumur dua puluh tahun.

Namun, hal itu tidak semudah yang Aciel bayangkan. Karena masih ada pihak lain yang menginginkan posisinya di sana. Sebagai anak yang paling suka memberontak, kerap kali ia mendapatkan hukuman dari kakek dan tetua lainnya.

"Aciel."

"Hm?"

Pria itu tengah memodifikasi helm yang akan ia gunakan dalam pertandingan.

Seorang pria yang terlihat lebih tua dari Aciel tengah berdiri di depan pintu, memperhatikannya dan tidak berniat untuk mendekat.

"Dipanggil kakek."

"Males."

Aciel bisa mendengar dengusan kesal dari pria yang ternyata adalah salah satu sepupu kesayangan keluarga besarnya, Jidan.

"Lo bikin masalah apalagi sih? Heran gue, gak ada kapok-kapoknya."

"Bukan urusan lo, Jidan. Sana, jilat tuh kaki kakek gue."

"Watch your mouth, Aciel. Lo terlalu berlebihan," peringat Jidan merasa tidak suka dengan bahasa kasar yang Aciel tujukan kepadanya.

Aciel terlihat melengos dan tidak mau memberikan tatapannya kepada Jidan karena ia sudah terlalu muak berada dalam keluarga yang menurutnya terlalu kuno dan mudah sekali di kendalikan orang tidak berkepentingan.

"Lo mau balapan lagi?"

Dagh!

Aciel membanting obeng berukuran sedang yang semula ia genggam lalu menatap tajam ke arah Jidan.

"Gue udah bilang, hidup gue sama sekali bukan urusan lo!"

"Lo banyak berubah, Yel."