61. Party : Winner.

2.5K 300 12
                                    


***

Anin terus mendorong Clara mendekati Jaden yang terlihat sedang berdiri sendirian seraya membaca kembali susunan acara yang berada dalam genggaman tangannya.

"Anin, jangan dorong-dorong!" bisik Clara berusaha menghentikan langkah Anin yang bersikeras untuk menjalankan tips pertama yang ia ceritakan kepadanya.

"Lo harus selalu berada dalam radar Jaden biar cowok itu terus inget sama lo."

"Sesibuk-sibuknya cowok, kadang dia butuh perhatian dari orang yang tepat dan orang itu adalah lo!"

"Kalo lo gak bisa praktekin sekarang, maka gak akan ada kesempatan kedua, Clara. Semangat!"

Setelahnya, gadis itu berlari terbirit-birit meninggalkan Clara yang semula sempat ia dorong sampai menubruk Jaden.

"Maaf, Kak." Clara mengumpat dalam hati, menekan rasa malunya karena harus maju untuk kisah percintaan mustahilnya ini.

"Lo gapapa?" Pria itu malah mengkhawatirkan Clara. Jaden mengecek keadaan Clara yang masih betah tertunduk karena tidak berani menatap Jaden.

"E-enggak, Kak. Clara baik-baik aja."

Jaden tersenyum tipis seraya kembali memperhatikan Clara yang terlihat gusar di depannya.

"Clara ada apa? Ada yang mau lo sampein ke gue?"

Anin adalah pemilik ide terburuk untuk Clara. Ia lupa akan satu hal. Pria di depannya ini terlihat lebih tajam dari pria biasa. Jaden pasti akan menguliti dirinya dengan berbagai pertanyaan memojokkan. Karena pada dasarnya, Jaden adalah seorang pemikir.

Clara menghela napas cukup panjang. Ia membulatkan tekad untuk berada di garis depan. Benar yang dikatakan oleh Anin. Jika ia tidak melakukannya sekarang, maka takkan ada kesempatan lain yang akan Clara dapatkan.

"Tadi gak sengaja liat kak Jaden kewalahan. Mungkin ada sesuatu yang bisa Clara bantu, Kak?"

"Em, Clara kan panitia juga. Lagipula, kayaknya cuma Clara yang keliatan gak ada kerjaan," lanjutnya berusaha meyakinkan Jaden agar tidak dapat membaca motif asli dari kedatangan Clara ke hadapannya.

Ia menunggu jawaban Jaden yang mungkin saja bisa melukai hatinya. Tetapi, ia harus bisa menerima jawaban itu atas resiko dari keputusan yang telah ia buat.

"Kebetulan, gue butuh seseorang buat dampingi gue di backstage. Kiara lagi ngurus tamu khusus yang mau meninggalkan acara. Kalo lo bisa, lo akan jadi partner gue, gimana?"

Seketika mata Clara terbuka lebar, merasa senang dengan tawaran Jaden. Ia mengucapkan banyak terima kasih kepada Anin di dalam hati terdalamnya. Berkat Anin, Clara akan menghabiskan waktu pesta di sebelah Jaden.

"Mau Kak. Kalo ada yang kakak perluin, Clara siap bantu."

"Makasih, Clara."

***

Anin tersenyum lebar merasa bahwa rencana ia dan Clara berjalan lancar. Ia melihat adegan pernah adegan sampai akhirnya Clara mengikuti Jaden ke arah backstage. Gadis itu berhasil menghadapi ketakutannya.

"Gue bilang juga apa, gue itu bisa banget jadi penasehat percintaan orang lain. Cuma Risa emang yang gak percaya sama gue."

Gadis itu berbicara membanggakan dirinya sendiri lalu tanpa sadar ia menabrakkan diri kepada dada bidang seorang murid pria yang dengan sigap memeluknya agar tidak jatuh terpental.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang