***
Aula SMA Adara telah disulap sedemikian mewah menjadi panggung pesta yang bertemakan cosplay.
Semua murid antusias dan tak sabar untuk menghadiri undangan terbuka yang telah tersebar melalui ketua kelas dan ditangani oleh OSIS. Selain hadiah pemenang yang menggiurkan dan mampu membuat dompet murid tebal dalam satu malam, acara ini mengusung tema remaja dan akan dipastikan menjadi yang termegah mengalahkan perayaan sebelumnya.
Sayangnya, pesta ini bersifat private party. Dimana, semua tamu undangan yang datang harus menunjukkan kartu siswa kepada panitia yang akan bertugas menjaga meja administrasi. Untuk yang memiliki pasangan di luar murid Adara, sayang sekali mereka tidak akan bisa membawanya masuk.
Pagi ini, kepala sekolah dan jajaran guru telah melepaskan dua merpati dan satu gumpalan balon udara lengkap dengan tulisan selamat ulang tahun Adara. Semua murid mengikuti peringatan ulang tahun secara formal di lapangan upacara selama hampir satu setengah jam penuh.
Hanya Anin dan Galen yang tidak mengikuti kemeriahan pelepasan yang dilakukan para guru karena keduanya tengah dalam kondisi sakit. Anin yang beristirahat di UKS, sedangkan Galen sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya selama tiga hari penuh.
Gadis itu melihatnya. Dari sudut jendela UKS, tentang kemeriahan para murid saling bersorak menyahuti kepala sekolah yang begitu aktif memancing antusiasme anak didiknya untuk ikut ber euforia merayakan hari jadi Adara.
Namun, Anin sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan. Selama tiga hari penuh, pria itu belum menghubunginya. Bahkan, ia sempat berpikir bahwa Galen masih menetap di ruang ICU. Tetapi teman Galen mematahkan pemikiran liar Anin. Jordi mengatakan bahwa Galen sudah berada di rumah dan dalam keadaan terbaiknya.
Ia menelusuri UKS yang terlihat sangat kosong. Tidak ada petugas yang berjaga, murid yang sakit atau murid yang sekedar mampir untuk tidak menghadiri upacara bendera.
"Emangnya seseru itu ya ulang tahun sekolah?" Sekali lagi Anin memperhatikan ke arah lapangan. Ia sendiri tidak pernah mengikuti perayaan ulang tahun sekolahnya karena terlalu lama home schooling.
Ia bisa melihat petugas PMR berdiri paling belakang untuk mengantisipasi apabila ada murid yang terjatuh pingsan.
Bedanya kali ini, mereka semua berjaga di lapangan dan mengosongkan UKS atas perintah ketua OSIS Adara, Jaden. Entah apa yang pria kaku itu pikirkan.
"Hah." Anin kembali merebahkan kepalanya di atas bantal yang tersedia di ranjang UKS.
Ia memilih untuk memainkan ponsel, mencari kesibukan disela masa rehatnya. Ia tidak diizinkan untuk berbaris di lapangan karena kondisinya belum teramat stabil. Meski sebenarnya, ia juga malas.
Matanya melirik sebuah profil yang Anin sematkan sebagai chat paling atas. Hanya ada dua orang yang ia sematkan dalam ponselnya. Nomor Darel dan juga ... Galen.
"Emang lo masih sakit, ya?" gumamnya seolah bertanya pada foto yang terpasang pada nomor Galen.
"Gue merasa bersalah, tapi ... sedikit sih. Cuma dikit aja. Jangan percaya diri!"
Raut wajahnya makin kesal saat ia mengingat bahwa nanti malam pasti Darel melarang Anin untuk datang ke pesta.
"Cepet sembuh kek! Biar bisa nyulik gue nanti malem. Kali ini gue dukung penuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...