***
Bebi dan Haikal telah memulai pergerakan mereka. Anin sukses mengalami gangguan berat dari berbagai kegiatan sekolahnya hari ini.
Awalnya, Anin membiarkan itu terjadi kepadanya. Tetapi lama-lama ia tidak tahan karena ia tidak memiliki mental seorang korban perundungan.
Kejahatan harus di balas dengan kecerdikan. Begitulah prinsipnya.
Dimulai dari buku tugasnya yang robek sampai ia dihukum karena tidak mengumpulkan tugas, seragam olahraga yang mendadak menghilang membuat Anin harus membeli di koperasi sekolahnya lagi.
Untung Anin adalah anak sultan Basupati. Jika tidak, tamatlah riwayatnya di hukum dua kali berturut-turut.
Tangannya berkutat mencatat nama-nama tersangka yang akan ia jadikan target balas dendamnya hari ini. Lagi-lagi Sherly memergoki Anin tidak memperhatikan guru.
Kali ini sikap Sherly terlihat berbeda dari biasanya. Ia tidak menegur teman sebangkunya karena sudah mengetahui sejauh mana kemampuan gadis itu dalam teori pelajaran.
Meski sebenarnya gadis itu tidak perlu masuk kelas karena sudah pintar.
Ia mengintip kegiatan sahabatnya sampai keningnya mengerut pelan.
"Buat apaan nama-nama itu?"
"Buat nyari tersangka."
"Tersangka?"
Anin mengangguk lalu mengangkat kepalanya menghadap Sherly karena telah selesai menulis. "Ada yang mau maen-maen sama gue. Gue gak terima," bisiknya.
Sontak Sherly memundurkan kepalanya lalu berdecak pelan. Meski ia juga merasa aneh dengan kejadian yang bertubi-tubi menimpa Anin, tetap saja ia tak membenarkan rencana balas dendam sahabatnya.
"Gak usah deh, buang-buang waktu, Nin."
Alis Anin terangkat sebelah merasa tidak setuju dengan pendapat Sherly. "Buang-buang waktu kata lo? Di saat gue akan menyadarkan orang itu atas kesalahannya. Baik banget tahu gue itu."
Sherly bungkam. Sepertinya orang di sebelah Sherly takkan pernah bisa diselamatkan. Ia mengabaikan panggilan Anin yang masih mengoceh kepadanya.
Bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Anin masih menyibukkan diri dengan langkah pertama yang akan ia tempuh dalam menumpas kejahatan di Adara. Ia akan menegakkan keadilan untuknya sendiri. Lihat saja nanti!
Seorang laki-laki dengan langkah ringannya menerobos pintu kelas Anin tanpa permisi. Murid lain sebagai pemilik kelas secara khusus memberikan jalan masuk untuknya.
Sherly membulatkan matanya menyadari akan ada keributan besar di sini. Dengan cepat, ia bangkit dan melewati pria itu begitu saja.
"Kenapa dia? Takut sama gue? Gue kan ganteng."
Tanpa berpikir lebih jauh, ia mendekati Anin yang masih duduk di kursinya.
Ia melongokan kepalanya melihat tulisan yang tengah gadis itu baca dan dalami sampai tidak menyadari keberadaan dirinya.
Bug!
Anin memukul pria itu dengan buku di tangannya."Lo ngapain sih di kelas gue?"
"Sakit, setan! Nulis apaan sih?"
"Makhluk paling cantik yang dijunjung tinggi di Adara masih aja lo sebut setan. Buta mata lo?"
"Kecantikan lo sirna di mata gue dalam sekejap. Kayak baju baru dicuci terus luntur warnanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...