72. Failed!

2.7K 306 57
                                    

**

"Kapan gue bisa ketemu sama dia?"

Gilden menggoyangkan kursi yang ia duduki seraya memandang tajam salah satu pekerja yang ia turunkan untuk mengawasi Anin selama gadis itu melarikan diri dari Berlin.

Beberapa cara telah mereka lakukan untuk membuat Anin sadar, bahwa apa yang gadis itu putuskan adalah hal paling salah dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap kehidupannya.

Termasuk, kekerasan secara fisik dan mental yang dialami Anin selama ia berada di negara ini. Gilden hanya ingin memastikan bahwa gadis itu tidak bisa lari dan menjauh dari Gilden.

"Besok semuanya udah kembali ke kota," jawab Ben menuangkan kopi ke dalam cup kosong milik Gilden.

Anak yang memiliki pemikiran di luar usianya. Terlahir dari keluarga yang disegani membuat pria ini sedikit congkak dan tidak suka dibantah. Terlampau protektif dan juga suka semaunya. Mantan kekasih dari Anindira Arabella Basupati, Gilden Alberio.

Gilden mengangguk dengan raut tidak sabarnya. Ia sangat kesal kepada Anin karena menolak untuk berbicara saat Gilden berhasil mendapatkan nomor ponselnya.

Gadis itu sepertinya memblokir nomor Gilden. Membuat Gilden memutuskan menjemput Anin dengan tangannya sendiri.

***

Terbangun pada pukul lima pagi membuat gadis bungsu Basupati membangunkan seluruh penghuni rumah dengan suara berisik yang ia buat di penghujung dapur. Kecuali kakaknya, yang masih belum menyadari kekacauan yang Anin lakukan di pagi buta.

Risa yang kebetulan selalu terbangun lebih awal merasa terkejut melihat Anin tersenyum sendiri menatap penggorengan di depannya.

Gadis itu masih mengenakan piyama bergambar beruang yang dibelikan oleh Darel. Kado ulang tahun yang paling Anin sukai meski tidak pernah membicarakannya secara langsung di depan Darel.

"Anin lagi ngapain?" tanya Risa seraya menggulung rambut panjangnya mendekati gadis yang telah membuat dapur bersihnya menjadi kotor dalam hitungan menit.

"Hai, Risa!"

"Lagi buat sarapan. Omelette!"

"Hah?" Risa termangu di tempat. Tidak biasanya gadis itu mau menginjakkan kakinya di dapur.

Sebagai salah satu anak dari orang berkecukupan, Anin dianggap sebagai putri di dalam keluarganya. Mana ada orang yang mengizinkan Anin untuk ikut campur masalah urusan dapur. Bahkan, Darel sendiri yang sering keras terhadap Anin tidak pernah sekalipun menyuruh adiknya untuk masuk ke dalam dapur.

Sepenting itu Anin dalam keluarga Basupati.

Dengan raut panik, Risa mengambil alih penggorengan di depan Anin dan menggeser gadis itu dari posisinya.

"Risa aja, ya. Anin mau omelette rasa apa? Harusnya Anin bilang aja sama Risa," kata wanita yang telah menjaga Anin hampir setengah umurnya itu.

"Eh! Jangan! Lo gak boleh ganggu gue, Risa."

Anin kembali menggeser posisi Risa dan membalikkan teflon yang terlihat berasap di kompor sebelahnya.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang