68. Permintaan

2.7K 294 16
                                    

***

"Barang bawaan lo kebanyakan!" omel Sherly saat melihat betapa ributnya Anin dengan segala peralatan kemah yang ia bawa.

Ada sekitar dua totebag berisi camilan, satu tas gendong berwarna merah berisi pakaian dan tas kecil seperti koper yang Sherly sama sekali tidak tahu isi di dalamnya.

"Ini semua alat penting, Sher. Gak mungkin kalo gak gue bawa," balas Anin membenarkan tas gendong miliknya.

Sherly mendengus sebal mendengar jawaban gadis yang memang sangat sulit jika diberitahu.

"Kita itu gak camping di hutan. Cuma sepuluh meter dari pusat kota dan ada danau pemerintah di sana. Apa yang lo khawatirin sampe bawa banyak barang?"

Bugh!

Anin membanting koper kecilnya lalu bersedekap menghadap Sherly.

"Kita itu gak pernah tahu tentang apa yang akan terjadi. Mau deket rumah, di dalem kamar, di pinggir rumah tetangga. Kakek gue selalu mengajarkan sejak dini tentang cara bertahan hidup walau gue sebenernya baru pertama ikut acara begini."

Gadis itu memasang tanda peace di sela jemarinya agar Sherly tidak marah-marah kepadanya. Sahabatnya itu seharusnya memaklumi Anin akan ke antusiasan dirinya terhadap acara sekolah yang satu ini.

Anin sangat terkejut saat Darel memberikan formulir peserta yang sudah ia setujui. Ia bahkan melompat dan memeluk Darel saking senangnya karena diizinkan mengikuti acara perkemahan.

Pria itu mendadak mengizinkan Anin tanpa memberikan alasan yang jelas. Yang pasti, sebelum Anin berangkat, Darel sudah terlebih dahulu mengomelinya tentang barang bawaan.

Oleh karena itu, saat Anin mendengar Sherly menghardiknya, ia merasa terbiasa. Karena sudah pernah mendengar dari mulut Darel yang bahkan lebih kejam dalam menjelaskan ke-tidak pentingan barang bawaan Anin.

Selain omelan, Darel juga memberikan banyak petuah dan larangan yang tidak boleh Anin lakukan selama perkemahan berlangsung.

"Clara!" panggil Anin melambaikan tangannya saat gadis itu baru memisahkan diri dari teman sekelasnya.

Karena Anin, Clara satu kelompok dengan anak kelas sepuluh satu. Teman-temannya banyak bertanya mengapa Clara bisa satu kelompok dengan Galen dan merasa iri kepadanya.

Clara berada dalam circle yang membuat dirinya takkan pernah diganggu oleh murid lain lagi meski mereka masih menganggap Clara sebelah mata.

"Selamat pagi," sapa Clara tersenyum membentuk bulan sabit di sekitar matanya.

"Pagi," balas Sherly membalas senyum Clara.

"Pagi, Clara!" sahut Anin merasa sangat antusias.

"Gak nyangka kamu jadi ikut setelah galau berhari-hari," kekeh Clara merasakan aura positif yang Anin pancarkan.

"Bukan cuma lo yang kaget, Ra. Diri gue sendiri aja sangat terkejut," kekeh Anin membagikan rasa bahagianya.

Seperti biasa, Fahmi didapuk menjadi pemimpin bus satu, dimana Anin dan teman-temannya berkumpul di sana.

Pria itu membagikan name tag kelompok agar semua murid bisa saling mengetahui satu sama lain teman satu bus dan kelompoknya.

Ada sekitar sepuluh bus yang berjejer di halaman parkir Adara, menunggu para murid untuk naik ke bus masing-masing.

Ada tiga wilayah yang menjadi target perkemahan Adara saat ini. Dan semuanya telah terbagi sama rata, kecuali mungkin untuk kelompok Galen yang terlihat sangat tidak wajar tetapi tak ada yang berani untuk mengusik kelompok tersebut termasuk guru dan kepala sekolah Adara.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang