***
Jordi menenteng tas yang terlihat begitu ringan karena memang ia tidak membawa banyak peralatan sekolah. Prinsipnya adalah one and only. Satu buku, satu pena, dan tipe-X atau penggaris jika terselip di dalamnya.Ia tidak pernah membawa bukunya pulang ke rumah. Pria itu memanfaatkan fasilitas loker yang memang diberikan kepada setiap siswa yang bersekolah di Adara.
Ditambah lagi, sebuah privilege yang ia dapatkan sebagai teman Galen. Loker mereka terletak sejajar dengan keamanan paling ekstra.
"Sialan si Revan. Mentang-mentang udah punya pacar, gue jadi ditinggalin."
"Si boncel juga masih betah tidur di ICU."
Pria itu terus menerus mendumel sepanjang perjalanan menuju tempat parkir. Sekitar sepuluh menit yang lalu, ia ditinggalkan oleh Revan yang notabenenya telah memiliki janji dengan Sherly untuk jalan-jalan sebelum pulang.
Revan benar-benar contoh nyata dari kacang lupa kulit. Padahal, Jordi sangat berjasa dalam hubungan keduanya. Tetapi apa yang Jordi dapatkan?
Sesaat sebelum berbelok, ia melihat Jaden tengah berjalan berdampingan dengan pawang yang akan merongrong siapapun yang berani mendekati Jaden. Kiara bersamanya, partner in chrime Jaden saat razia dadakan tiba.
Dua orang yang tidak bisa dibantah dan dibohongi oleh alasan apapun yang murid lontarkan kepadanya. Sebentar lagi usai sudah masa jabatan Jaden dalam OSIS, banyak murid kelas sepuluh dan sebelas yang berteriak senang karena turunnya Jaden adalah pertanda kemerdekaan.
Jordi tertawa mendengar beberapa keluhan tersebut. Mereka tidak tahu jika gadis di sebelah Jaden telah dicantumkan menjadi salah satu orang yang akan naik mimbar sebagai calon ketua OSIS. Dibandingkan dengan Jaden, Kiara lebih keras kepala dibandingkan siapapun.
"Sendirian, Jor?" tanya Kiara mendahului Jaden. Jika itu Jaden, maka pertanyaannya takkan bisa semudah yang Kiara tanyakan.
Jaden akan langsung bertanya atau bahkan menebak kondisi Jordi yang pulang sendirian. Pedas tetapi sesuai kenyataan.
"Diselingkuhin gue. Puas lo!"
Kiara tertawa. Ia memang senang menggoda Jordi atau Aciel, dua orang yang masih bisa ia sentuh meski keduanya adalah teman Galen.
"Hari ini bagian lo jaga ya, Bang?" tanya Jordi kepada Jaden.
Jaden mengangguk. "Gue agak sedikit telat. Ada urusan sama kepala sekolah."
"Pantesan ini cewek tengil nguntit lo terus."
"Heh! Siapa yang lo sebut cewek tengil, hah?"
"Di antara kita cuma lo yang cewek. Sadar diri aja deh."
Jaden berdehem, menghentikan adu mulut keduanya yang begitu sering ia dengar.
"Gue ikut lo ke RS deh. Gue gak ada kerjaan di rumah juga. Lumayan bisa numpang mabar dan begadang."
"Nyebut lo, Jor. Lo itu lagi jagain orang sekarat."
Tiba-tiba saja Jordi maju selangkah merasa tersinggung dengan perkataan Kiara.
"Siapa yang lo sebut sekarat, hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Ficção Adolescente(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...