45. Date (Bagian Dua)

2.9K 306 19
                                    

***

Galen menarik tangan Anin sampai ke sisi lapangan. Pria itu bersedekap memandang Anin yang juga terlihat jengah melihat Galen.

"Lo pacaran sama Alan?" tanya Galen menyelidik.

"Bukan urusan lo," jawab Anin membuang pandangan. Ia membersihkan tangannya yang telah di tarik oleh Galen dengan kasar.

"Bukan urusan gue gimana?" tanya pria itu terdengar sinis.

Beberapa orang mulai melihat ke arah keduanya dan menilai apa yang tengah terjadi di antara mereka.

"Mereka lagi berantem!"

"Bagus! Biar cepet putus terus gue sama Galen deh."

"Galen gak mungkin suka sama lo!"

"Sama lo juga gak mungkin!"

Anin mendengar riuh orang-orang yang membicarakan keberadaan ia dengan Galen. Meski samar, ia menebak garis besarnya.

"Lo pergi aja deh! Gue lagi ada kelas."

"Gue masih ngomong sama lo, Anindira."

"Galen, lo itu amnesia atau gimana? Kita itu gak ada hubungan apa-apa sampe gue perlu jelasin kedekatan gue sama siapapun."

"Inget! Dari awal, hubungan gue sama lo dilandasi sama keputusan bersama. Deal di antara kita, gue yang selalu kena bullyng dan karena lo butuh gue karena lo selalu di jodohin sama orang tua lo."

"Bagi gue itu udah cukup jelas."

Anin terlihat sangat menggebu dan marah. Ia tidak terima jika Galen mengendalikan dirinya seolah pria itu memilikinya. Anin bukan gadis lemah yang bisa pria itu kurung dalam sangkarnya. Sesuka apapun Anin kepada Galen.

Galen terlihat menyeringai kecil membuat Anin merasa kalut saat bertatapan dengannya.

"Lo yang amnesia," kata Galen menimbulkan beberapa kerutan di dahi Anin.

"Kok jadi gue?"

"Lo lupa? Kesepakatan kita udah lo akhiri beberapa waktu lalu, di rumah sakit," kata Galen terdengar begitu tegas.

Anin berusaha mencari ingatan dimana hal yang Galen sebutkan pernah terjadi.

"Gue gak paham maksud lo. Hubungannya apa?"

Galen kembali mendekatkan dirinya kepada Anin. Seakan pria itu menenangkan kekasihnya di mata orang lain. Adegan yang membuat beberapa dari mereka, mendesah kecewa dibuatnya.

"Artinya, gak ada lagi hubungan palsu di antara kita. Inget itu!"

***

Anin menundukkan kepalanya di atas meja membuat Sherly juga Clara terheran dibuatnya. Gadis itu terlihat sangat tidak bersemangat melihat makanan yang tersedia di hadapannya.

Sherly menduga, jika hal itu berhubungan dengan kejadian kisruh yang menghebohkan kelasnya karena kedatangan Galen secara mendadak.

Hubungan cinta segitiga antara Anin, Alan dan Galen mulai menyeruak ke permukaan. Para murid mulai membicarakan, betapa beruntungnya menjadi Anin.

Gadis yang bisa dekat dengan semua pria populer Adara yang bahkan mereka hendak ajak bicara saja sulit minta ampun.

"Anin?" panggil Clara menepuk pundaknya dengan begitu lembut.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang