18. Threat Two

3.2K 335 4
                                    

***

Darel membawa Anin ke Rumah Sakit. Kondisinya melemah, ia takut terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Risa membawa semua kebutuhan Anin untuk di Rumah Sakit. Sedangkan Darel hanya mengenakan kaos oblong dibalut jaket hitam.

"Lo tunggu di sini, gue terima telepon dulu," ujar Darel seraya memberikan mandat kepada Risa.

Risa menganggukkan kepala menerima perintah tersebut. Ia menatap khawatir pada pintu dengan lampu merah menyala. Nona mudanya ada di dalam sana. Ia tengah berada dalam masa pemeriksaan.

Meskipun Anin sering mengganggunya, Risa begitu menyayangi Basupati kecil. Di balik rasa penasaran dan semangat bermainnya, ada raga yang rapuh yang perlu mereka jaga.

Menjadi satu-satunya perempuan dalam keluarga Basupati menjadikan Anin sebagai target kejahatan para musuh bisnis keluarganya. Anin memiliki masa kelam, karena itu ia berusaha untuk berdiri kembali menjadi seseorang yang lebih kuat menghadapi gangguan.

Di sebrang sana, terlihat Darel yang begitu serius berbicara. Ia pernah melihat ekpresi itu, sekali seumur hidupnya. Ketika Darel sedang di sidang oleh ayahnya sendiri. Risa yakin seratus persen jika yang menghubungi Darel adalah ayahnya.

Beberapa kali, pria muda itu terlihat mendesah pelan lalu memejamkan matanya. Ia terlihat gugup dari kejauhan.

Risa terus mengamati Darel hingga ia kembali ke tempatnya.

"Papa?" tanya Risa.

Darel mengangguk. "Mereka bakal dateng lusa. Lo suruh orang rumah buat persiapan."

Risa mengangguk mengerti, lalu ia izin menghubungi rumah sedangkan Darel duduk sebagai pengganti penunggu Anin.

Darel membuka ponselnya, ada beberapa pesan yang belum ia baca, termasuk dari kekasihnya.

Aileen
Aku kesana ya?

Darel
Gak usah udah malem. Besok aja kalau mau jenguk

Aileen
Bener kamu gapapa? Aku khawatir sama kamu.

Darel tersenyum membaca pesannya. Semenjak berhubungan dengan gadis ini, ia jadi lebih seperti manusia. Kelembutan dan ketegasan perempuannya, menjadikan Darel sadar jika tidak semua bisa diselesaikan dengan otot. Mila selalu memarahinya jika ia terlibat pertengkaran.

Namun tidak seperti dugaan Darel, perempuan itu tidak pernah meminta putus sebagai ancaman. Ia hanya marah. Ia bilang ia akan kecewa dan menyuruh Darel untuk merenungkan diri. Bagaimana ia bisa tidak tersentuh dengan sikapnya yang dewasa itu?

Darel
Gue gapapa. Lo istirahat ya.
See you dear.

****

Berita balap liar semalam tersebar di berbagai platform media sosial. Beberapa murid dipanggil untuk dimintai keterangan terutama Aciel sebagai pemeran utama.

Dengan santai ia masuk ke ruang BK meski dalam hatinya, ada rasa janggal yang menghantui. Siapapun penyebar berita itu, takkan bisa lari dari Aciel dan teman-temannya. Lihat saja nanti!

"Permisi."

Pak Angga sang guru BK menyuruh Aciel mendekat. Di ruang yang sempit ini hanya ada mereka berdua.

"Kamu tahu alasan kamu saya panggil ke sini?" tanya Pak Angga dengan tatapan yang sedikit menakutkan. Tapi, bapak paruh baya ini sebenarnya orang baik. Ia akan menjadi jahat hanya kepada murid pembangkang.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang