83. Jealous

2.9K 300 23
                                    

Ramaikan ygy

***

"Selamat OVERTHINKING!"

Gara-gara satu kalimat tersebut, Galen tidak bisa tidur. Tiba-tiba saja ia memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkin saja terjadi ataupun tidak.

Ia berdiri di atas balkon kamarnya, menenteng sekaleng soda agar dapat berpikir dengan jernih. Tidak biasanya Galen sekacau ini hanya karena melihat satu foto yang sangat menggelitik pikiran Galen hanya dalam sekejap mata.

"Raka Pavian Narendra."

Jika di usut kembali, Galen pernah mendengar nama tersebut bukan hanya dari Anin semata. Pria itu telah memiliki nama besar disaat ia menjabat sebagai ketua OSIS Treksa.

Dari dulu, Adara memang tidak pernah memiliki permusuhan ataupun pertemanan dengan sekolah swasta bergengsi tersebut. Tidak ada hubungan yang terselip di antara keduanya.

Apalagi, sejak nama Darel Agam Basupati melambung tinggi di hari pertama pria itu masuk Treksa. Tidak ada sekolah lain yang mau berurusan dengan sekolah yang dipimpin oleh basis paling mengerikan saat beradu tinju di lapangan.

"Bisa-bisanya gue kepikiran hal sepele kayak gini," kata Galen menertawakan diri sendiri.

Ia melihat jam yang terpasang di layar ponselnya lalu membuka chat mencari nama gadis usil yang telah berani memporak-porandakan hatinya saat ini.

Galen
Anin.

Pria itu menunggu gadis itu membalas, meski kemungkinannya kecil. Secara, Anin adalah gadis unik yang akan dengan sengaja membuat Galen kesal karena dibuat menunggu.

Ting!

Pesannya terbalas.

Anin
Siapa?

Galen
Gue.

Galen
Buka blokiran lo!

Anin
Banyak amat nomor lo.

Galen
Gara-gara lo blokir nomor gue.

Pesan itu menunjukkan garis bercentang biru yang menandakan bahwa pesan telah terbaca.

Galen
Anin.

Anin
Apa?

Galen
Besok berangkat sama gue.

Anin
Tumben inisiatif. Biasanya gue yang minta.

Galen
Lagi pengen aja.

Anin
Lo gak perlu jemput. Gue mau berangkat sendiri.

Galen
Sama gue.

Anin
Gue bilang gak usah. Gue berangkat sendiri.

Dengan cepat Galen men-dial nomor Anin sampai gadis itu mengangkat panggilannya meski sedikit mengulur waktu.

"Apa sih?"

"Berangkat sama gue."

"Gue bisa berangkat sama—"

"Gue jemput jam tujuh."

Setelahnya Galen memutuskan panggilan dan meneguk kaleng soda itu sampai habis.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang