***
Bryan berulang kali berusaha menghubungi ponsel Darel akan tetapi tak ada jawaban. Hal tersebut membuat ia dan Aldo semakin kalang kabut di perjalanan.
Galen sendiri membanting stirnya dan berbalik arah menuju Rumah Sakit melewati jalur sempit yang menurutnya akan lebih mudah sampai.
Butuh waktu sekitar empat puluh menit untuk mereka sampai di Rumah Sakit. Perasaan tidak enak mulai menjalar dan memecah konsentrasi ketiga pria yang tengah mengintai musuh Basupati.
Sesampainya di Rumah Sakit, tanpa berbasa-basi, Bryan dan Aldo berlarian di koridor menggapai ruangan adik Darel.
Dengan napas yang terengah-engah, mereka memilih jalur pintu darurat dan berlarian menaiki tangga.
"Dar ... "
Bryan membeo di tempat, begitu juga dengan Aldo. Mereka terdiam ketika segerombolan orang berbaju hitam tengah berbaris rapi di koridor tempat Anin dirawat.
"Mereka siapa?" bisik Aldo yang ditanggapi dengan gelengan kepala Bryan.
Ia juga melihat Galen yang sudah berdiri di antara manusia berbaju hitam tepat di depan pintu kamar Anin.
Beberapa saat kemudian, Darel keluar dari ruangan bersama dengan seorang pria paruh baya yang begitu mirip dengan Darel. Sungguh, pria itu seperti Darel versi dewasa.
"Papa Darel?" bisik Bryan mengambil kesimpulan.
Aldo meneguk ludahnya kasar, sepertinya memang benar. Entah mengapa aura di sekitar sini menjadi lebih mencekam dan sedikit sesak. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dengan tuan Basupati.
Darel sendiri hampir tidak pernah menyebut nama papa atau keluarganya selain Anin. Menurutnya, keluarga mereka itu aneh. Terlalu tertutup dan juga minim informasi. Untung saja Darel dibiarkan bebas berkelana di Indonesia. Tidak seperti adiknya, terkekang.
Darel berjalan berdampingan Galen menuju arah Bryan.
"Galen udah cerita semua. Thanks udah bantu," ucap Darel berterima kasih.
Bryan menganggukkan kepalanya lalu mendekati telinga Darel. "Papa lo?" bisiknya.
Darel melirik ke belakang di mana papanya sedang berbincang dengan Herman, salah satu orang yang bekerja dalam lingkup keluarga Basupati.
"Iya."
"Lo ... baik-baik aja kan?" tanya Aldo sedikit ragu melihat kondisi Darel yang terlihat berantakan.
Darel sedikit berdehem. Ia menganggukkan kepalanya seraya memberitahu bahwa ia dalam keadaan baik.
Galen mendekatkan diri lalu kepalanya memberikan kode kepada Darel beserta ketiga temannya.
Alis Bryan terangkat berusaha memahami pesan yang tengah disampaikan Galen.
Orang itu ada di sini.
Seketika suasana makin mencekam. Pengintai hidup Anin ada di sekitar mereka. Mata Bryan, Aldo dan Darel bergerak was-was. Ini Rumah Sakit. Mereka tidak boleh membuat kegaduhan dan menebarkan kepanikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Novela Juvenil(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...