96. Perih

1.7K 248 48
                                    

Terima kasih dukungannya dalam bentuk apapun. Cerita ini hampir wrap. Semoga bisa tepat waktu.

Untuk menambah kehaluan khususnya chapter Kembali. ⬇️

https://vt.tiktok.com/ZSRBWnV6g/

Atau ada yang pernah buat vt tentang cerita ini? Boleh banget berbagi, siapa tahu 😁

***

"Anin!"

"Lo darimana? Gue telpon gak diangkat-angkat!"

Gadis itu baru saja melewati gerbang depan rumahnya setelah turun dari sebuah taxi yang ia percaya dapat mengantarkan dirinya pulang.

Bersamaan dengan datangnya Anin, Darel juga baru saja turun dari motor miliknya dengan tergesa-gesa setelah mencari keberadaan Anin yang menghilang sampai pukul enam sore.

Padahal, hari ini seharusnya gadis itu mengunjungi dokter pribadinya untuk terapi. Darel panik dan menyusuri berbagai tempat yang biasanya sang adik kunjungi.

"Nin!"

Dengan wajah lusuh dan terlihat sangat kelelahan, Anin meminta sedikit waktu kepada kakaknya agar tidak berbicara terlalu keras kepada Anin.

"Boleh gue istirahat dulu, Kak?"

Kak?

Darel tertegun saat gadis itu mulai mengeluarkan kata keramat yang menandakan bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

Raut Darel mulai melunak. Ia tidak marah kepada Anin. Rasa khawatir yang berlebihan membuat Darel sedikit naik pitam.

"Masuk sana. Lo mau makan apa? Biar gue yang bilang sama Risa."

Anin menggeleng pelan.

"Gue cuma butuh tidur."

Pria itu hanya dapat menganggukkan kepala, berharap perasaan Anin akan menjadi lebih baik setelah tidur.

Bukan tanpa alasan Darel khawatir setengah mati akan kepergian Anin dari rumah tanpa pamit dan kabar. Gadis itu berada dalam puncak dimana rasa sakit yang mulai menghilang kembali menderanya sampai gadis itu menjaga jarak dengan siapapun yang ia pikir akan ia lukai seperti dulu.

Anin ketakutan dengan dirinya sendiri. Setelah mengetahui bahwa ia sering hilang kendali, Anin mulai menjadi pendiam dan terkesan menyendiri.

Darel tidak bisa meninggalkan adiknya sendirian. Gadis itu butuh pertolongan dan rasa percaya yang besar dimana dapat menguatkan Anin dalam masa transisinya.

Ia mengikuti Anin untuk masuk ke dalam rumah dan akan menunggu keadaan adiknya membaik baru ia akan bertanya tentang apa yang telah gadis itu lewati pada hari ini.

***

"Dia belum bangun?" tanya Darel setelah menyelesaikan makan malam yang ia lalui sendirian.

Risa yang juga tengah merapikan kembali meja makan setelah memastikan Darel selesai hanya dapat menggelengkan kepala karena ia belum melihat Anin keluar dari kamarnya.

"Siapin makanan kesukaan dia," kata Darel terlihat beranjak dari kursinya. "Biar gue yang bujuk supaya dia mau makan."

Risa menganggukkan kepalanya pelan. Ia juga merasa khawatir dengan kondisi Anin saat ini. Sama seperti Darel, wanita itu merasa penasaran dengan kegiatan Anin yang menghilang seharian tanpa kabar.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang