15. Pacar atau Babu?

3.9K 355 21
                                    

"Se jenius apapun lo takkan mengubah fakta kalo lo itu perempuan."

VMV 2020

Selamat Membaca

Galen sibuk membolak- balik dokumen perjanjian jual beli tanah yang akan menjadi hak keluarga Daniar untuk dijadikan sebuah restoran elit yang dipimpin langsung oleh adik dari ayahnya, Louis. Tuan Daniar menugaskan Galen untuk melakukan verifikasi keaslian dokumen dalam rangka mencegah kecurangan yang mungkin akan dilakukan oleh adik dari papanya itu.

Sesekali ia melirik ponselnya menunggu kabar dari Jordi terkait dengan rencana balap yang akan mereka lakukan di arena Zero. Arena yang terkenal akan keberingasan pemilik kawasannya. Lingkungan itu disebut sebagai Zero karena mereka benar-benar bernilai nol dalam segala hal. Ilegal, kasar, dan anti mainstream. Lingkungan yang hanya diperuntukan untuk orang-orang pemberani dan kuat mental saja.

Kemarin, Jordi menghubunginya bahwa Jack sang manusia tempur di arena Zero menantang Galen untuk bergabung di lapangan. Galen tidak menolak ataupun menerima, ia hanya tengah memikirkan strategi terkait penyerangan dadakan yang mungkin saja terjadi. Ia bukan pengecut, ia juga bukan orang baik. Galen sudah sangat mumpuni untuk bergabung dalam balapan liar tersebut.

Ekor mata Galen melirik sang penjaga yang senantiasa mengawasi dari tempat duduknya. "Lo gak ada kerjaan lain apa?" tanya Galen tanpa melirik perempuan yang lebih tua darinya itu.

"Mengawasi kamu itu pekerjaan saya," balasnya dengan tenang.

Galen seketika menghela napas panjang. Wanita ini benar-benar akan menghalangi Galen untuk pergi. Tepat ketika ia menutup dokumennya, ponsel Galen bergetar.

Jordi is calling

Sebelum ia mengangkat panggilan dari Jordi, matanya mengisyaratkan Vio untuk segera keluar dari ruangan. Perempuan itu menganggukkan kepalanya lalu beranjak keluar. Setelah Vio benar-benar meninggalkan ruangan, Galen menerima panggilan Jordi.

"Lo gak usah dateng ke Zero, Bro."

Alis Galen mengerut pelan. "Kenapa?"

"Polisi lagi razia sekitar balai. Kemungkinan sampai Zero. Yang punya kawasan mutusin tutup seminggu," jelas Jordi.

Galen mengangguk pelan, sepertinya takdir memang melarang Galen untuk pergi malam ini. Sebelum ia sempat menjawab, Jordi terlebih dahulu menginterupsinya.

"Nongki, Bro. Si Aciel lagi kumat. Lagi buang-buang duit," ajak Jordi. Suaranya terdengar bising. Sepertinya pria itu sedang dalam perjalanan.

Lagi?
Pasti pria malang itu sedang menghilangkan rasa kesalnya. Ia selalu berbuat kalap ketika berada dalam mood terburuknya. Satu-satunya yang bisa menghalangi Aciel hanyalah Galen namun sepertinya ia takkan bisa ke mana-mana malam ini.

"Gue gak bisa gabung. Lo suruh aja Aciel cari pacar, biar bukan kita yang urusin mood nya," balas Galen terdengar begitu lelah hari ini.

Jordi terdengar tertawa terbahak-bahak di sana. "Nenek sihir itu masih jagain lo ya?" tebak Jordi.

Teman-teman Galen memanggil Vio dengan sebutan nenek sihir. Karena tampang Vio terlihat serius dan tegang. Ia selalu menguarkan aura marah jika bertemu dengan teman-teman Galen. Menurutnya, merekalah yang membawa Galen ke jalur gelap.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang