Bukan cuma mafia yang punya prinsip, orang jahil juga memiliki prinsip : Dorong, Remukan dan Minta maaf!
Arabella Basupati
Happy Reading
--VMV--
Malam ini Jaden bergabung bersama Galen untuk balapan perdananya. Ia mengambil resiko cukup besar jika hal ini sampai ke telinga keluarga Jade. Baginya, keputusan yang ia ambil adalah yang terbaik dan tepat untuknya. Termasuk, keputusannya untuk bergabung dengan kelompok yang ia black list dalam kamus hidupnya.
Jaden mengendarai motor besarnya berwarna hitam pekat. Ia tak menyukai warna yang mewah dan mencolok. Seperti kehidupannya yang terkesan tenang dan misterius.
Beberapa orang juga mulai memandanginya ketika ia turun dari motor lalu menghampiri Galen dan teman lainnya.
Malam ini, Jaden berpakaian sangat santai. Karismanya meluap dan jauh berbeda saat seperti ia mengenakan seragam sekolah. Ia mengenakan celana jeans abu dibalut jaket kulit berwarna hitam dengan desain robek khas para pengguna motor sport.
Aciel melambaikan tangannya memberi tanda kepada Jade. Jade yang melihatnya segera datang menghampiri.
"Keren banget gaya ketua OSIS kita," goda Aciel sambil menenggak minuman kaleng di tangan kanannya.
Jordi tertawa lalu mengangguk setuju dengan pendapat Aciel mengenai style dari Jade. Bukan rahasia umum lagi jika Jade adalah salah satu pria tampan dan menawan yang menjabat sebagai ketua OSIS SMA Adara. Bukti kesempurnaan seorang lelaki di mata perempuan ada di dalam diri Jade. Namun Jade memiliki sisi gelap yang tidak mereka ketahui. Ia tetap manusia biasa yang memiliki celah buruk dalam hidupnya.
Jade menanggapi perkataan Aciel dengan senyum segarisnya. Ia bergabung dan menyesuaikan diri dengan cepat. Bahkan tanpa seleksi dan melalui jalur orang dalam, Jaden berhasil masuk ke dalam inti dari kelompok. Jaden adalah orang spesial.
Hal itu tentu saja memancing beberapa pendapat buruk tentangnya. Rasa iri anggota under rate yang tak pernah bisa berjalan sejajar dengan Galen meski mereka berada dalam kelompok yang sama dan kurun waktu yang tidak sedikit.
Sedangkan Jade yang mereka ibaratkan sebagai anak kemarin sore, bisa berbincang dengan santai di samping Galen dan teman dekatnya.
"Lo nanti tanding jam delapan. Ronde kedua bang," jelas Revan sambil membaca jadwal balap malam ini.
"Siapa lawan Bang Jade?" tanya Jordi merasa penasaran.
"Namanya Fiki, kayaknya mahasiswa," jawab Revan sambil menebak-nebak usia orang yang ada di ponselnya.
"Lo siap bang? Pro tuh kayaknya dia," Aciel mulai berkomentar.
Jaden tersenyum. "Kalo gue mundur, bos lo bisa cari perhitungan sama gue. Gak tenang nanti hidup," candanya menyindir Galen yang bahkan belum ada di sana bersama mereka.
Mereka bertiga tertawa mendengar jawaban Jade. Sepertinya Galen akan kewalahan karena menarik orang seperti Jade ke dalam kelompok. Pria ini, meskipun terlihat pendiam, saat ia bicara benar-benar selalu tepat sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...