Di tengah gempuran dokumen kerja, nih kasih update!
***
Ia bersandar pada dinding sedikit jauh dari pintu toilet. Dengan sabar, Galen menunggu Anin menyelesaikan urusannya di dalam toilet. Ia ingin sekali masuk untuk mengecek keadaan Anin dalam kondisi tidak sadarnya itu. Akan tetapi Galen menahan diri agar tidak melanjutkan langkah lebih jauh sehingga akan menimbulkan keributan.
Ia sama sekali tidak takut dengan dampak yang akan ditimbulkan jika berani menerobos satu-satunya tempat yang tidak boleh Galen masuki di wilayah SMA Adara.
Galen hanya mengkhawatirkan Anin jika sampai gadis itu terlibat masalah di penghujung semester kenaikan kelas.
Keberadaan Galen di depan toilet, otomatis menarik banyak pandangan ke arahnya seolah ia adalah pusat magnet yang begitu kuat sampai murid lain tidak bisa jika tidak menoleh kepadanya.
Mereka terlihat berbisik saling menanyakan satu sama lain mengenai alasan yang telah membuat pria itu mau berdiri di pintu toilet perempuan. Ada yang iri, ada pula yang merasa takjub. Hebat sekali kekasihnya sampai membuat Galen menunggu seperti itu.
Bukan Galen namanya jika ia menanggapi celotehan aneh dari berbagai murid dengan sifat yang berbeda saat melihatnya berdiri di sini. Ia hanya tetap menunggu tanpa bersuara sedikitpun.
Butuh waktu sekitar lima belas menit sampai Anin kembali keluar dari toilet. Membuat pria yang tengah bersandar itu menegakkan posisinya dan menghampiri orang yang telah ia tunggu.
"Galen?"
"Lo ngapain disini?"
Gadis itu terlihat terkejut saat melihat keberadaan Galen di depan toilet perempuan. Sama seperti murid lain, Anin tidak mengerti mengapa Galen berdiri di tempat seperti ini.
Sudut bibirnya terangkat membentuk senyumam tipis di sana.
"Nunggu lo," jawabnya pelan.
"Nunggu gue?" tanyanya merasa heran. Ia tidak tahu jika Galen memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi sampai mengikutinya ke depan toilet.
"Tadi Sherly bilang lo disini. Makanya gue nyusul dan nunggu di depan."
Setelah Galen berdalih, Anin terlihat menganggukkan kepalanya merasa keberadaan Galen disini bukan sesuatu yang aneh. Galen memang berniat mencarinya.
"Maaf, panggilan alam," jawabnya dengan kekehan kecil.
Galen hanya mengangguk lalu mengulurkan tangan ke arah Anin.
"Apa?" tanyanya tidak mengerti.
"Ayo ke kantin," kata Galen mengajak gadis itu untuk pergi.
Anin terlihat bingung sekaligus salah tingkah. Ia tidak tahu apakah harus menerima uluran tangan Galen atau tidak. Ini adalah lingkungan sekolah, Anin tidak terbiasa menunjukkan hubungannya di depan umum.
"Harus banget gandengan?" tanyanya merasa ragu. Ia terlalu banyak memikirkan sesuatu yang seharusnya tak perlu Anin bawa pusing.
Merasa tidak ada tanggapan pasti dari gadis di depannya, pria itu mengaitkan tangannya tanpa persetujuan dan segera membawanya ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...