16. Daniar

3.4K 367 12
                                    

Selamat Membaca

-VMV 2020-

Hari ini Galen mengatakan bahwa ia akan membawa teman wanitanya ke rumah. Tentu saja hal tersebut membuat gempar seisi keluarga Daniar. Pria itu-Galen, ia bahkan hanya tahu tentang motor dan bisnis saja setiap harinya. Boro-boro ia menyinggung soal perempuan.

Mungkin berita demi berita sering berseliweran mengenai kedekatan Galen dengan beberapa teman sekolahnya ataupun teman sepermainan Galen. Namun itu hanya isu semata. Keluarganya tidak pernah mendengar Galen serius dalam menjalin hubungan.

Kedatangan Ibu dan ayahnya akan dijadikan momen yang tepat oleh Galen dengan menggandeng seorang teman wanita yang dipastikan mampu membuat keluarganya tutup mulut dan berhenti mengganggu keseharian Galen. Ia sudah memiliki rencana ini sejak lama, hanya saja belum ada yang cocok untuk ia gunakan sebagai senjata.

Ayra bahkan ikut sibuk mempersiapkan makan malam ter legend menurutnya. Karena ini pertama kali dalam sejarah hidup Ayra untuk ikut bergabung bersama keluarga Daniar pertama. Selama ini keluarga dari ayahnya, tak pernah sekalipun mengajak Ayra bertatap muka dengan orang tua Galen.

Ayra bertugas mendekor meja dan ruangan untuk menyambut kedatangan Tuan Albert dan Nyonya Melisa nanti malam. Ia begitu antusias ingin melihat seperti apa rupa dari sosok yang selalu membuat ayahnya merasa kalah. Meski ia sering melihat foto papa Galen, tetap saja ia ingin melihat secara langsung. Jika ada kesempatan, ia ingin mengutarakan keinginannya untuk di adopsi menjadi adik Galen.

"Lebih bagus pakai piring yang bercorak atau polos?" tanyanya kepada Vio yang ikut memantau persiapan makan malam keluarga Daniar.

Vio menempatkan tangannya di dagu. "Polos aja. Lebih sederhana," putusnya membuat Ayra mengangguk pelan. "Ayra, sebaiknya kamu istirahat, biar fresh."

Ayra menggelengkan kepalanya. "Ini seru, Kak. Aku gak pernah campur tangan hal dapur. Ini pertama kalinya. Maaf ya kalau aku rewel," balas Ayra dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Vio terkekeh pelan, gadis kecil ini sama sekali tidak membuatnya repot. Hanya saja, suasana menjadi begitu ceria dan tidak suram seperti biasa. Rumah ini menjadi lebih ramai karena celotehan Ayra yang begitu powerfull.

"Galen pulang sekolah jam berapa?" tanyanya masih menata bunga di atas meja.

"Jam 4 sore."

Ayra segera menoleh ke arah jam dinding, masih jam dua siang. Ia mulai sedikit bosan dan ingin berbicara dengan Galen. Bagaimana ia harus bersikap di depan kedua orang tua Galen? Ah, Ayra jadi tidak sabar.

Jujur, Ayra sedikit gugup layaknya ia yang akan bertemu calon mertua.

---VMV---

Anin tidak berhenti menggerutu ketika Galen mengatakan bahwa ia harus ikut bersamanya untuk berkunjung. Ia tak habis pikir dengan otak jenius Galen yang seenak jidatnya menyeret Anin ke dalam kehidupan pribadinya.

Tapi sekali lagi gadis mungil kesayangan Darel ini tidak bisa menolak. Ada satu hal yang ingin ia tahu dari Galen. Rahasia seorang pria yang tidak memiliki ekspresi. Anin ingin tahu, karena itu ia memutuskan untuk pergi.

"Lo yakin mau dateng?" tanya Sherly. Anin memang mengatakan jika ia akan pergi kepada Sherly.

"Hal apa yang membuat gue harus mundur dari tantangan Galen?" tanyanya sembari menautkan kedua tangan di atas meja.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang