100. Last Competition

2.4K 267 79
                                    

***

Langit cerah tetapi tak terasa begitu terik, menemani puluhan murid yang tengah bersenda gurau satu sama lain menikmati kebebasan setelah mereka menghabiskan waktu untuk fokus mengerjakan ulangan tengah semester.

Seperti biasa, Adara menerapkan sistem remedial bagi murid yang nilainya belum mencukupi nilai KKM. Dalam waktu lima hari, semua murid diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai masing-masing.

Di sisi lain, anak yang telah mencapai nilai di atas standar, dapat menikmati waktu tanpa belajar selama masa remedial. Mereka hanya perlu melakukan absen dan menunggu jam pulang serta pengumuman lain yang akan disediakan melalui platform kelas atau OSIS dan sekolah.

Adara dipenuhi oleh para murid dari sekolah lain yang berkunjung atas dasar undangan dalam rangka class meeting.

Class meeting yang terlihat tidak biasa, diselenggarakan dalam cakupan yang lebih besar sebagai agenda terakhir Jaden yang telah mengabdi sebagai ketua OSIS dalam dua tahun terakhir.

Ia mengerahkan semua ide dan buah pikiran yang selama ini hanya sekedar berada dalam angan-angannya.

Jaden memiliki mimpi yang cukup besar tetapi ia tidak memiliki kesempatan untuk menorehkan segaris keinginannya meski ia adalah ketua OSIS. Jaden ingin kedamaian. Hal yang sama dilakukan oleh sekolah tetangganya, Treksa.

Treksa telah memulai start. Mereka menjadi sarana perdamaian antar sekolah dengan Raka Pavian Narendra sebagai ketua OSIS-nya saat itu. Terakhir Jaden dengar, seseorang telah menggantikan posisi Raka karena pria itu menghilang hanya dalam waktu sehari. Pria yang mengerikan di mata Jaden.

Dengan bangga, Jaden mengenakan seragam OSIS untuk membaur bersama murid lain yang telah menikmati festival berkedok class meeting.

"Selamat pagi, Kak," sapa Clara yang memang telah menunggu Jaden di depan pintu ruang OSIS.

Jaden tersenyum, ia merasa senang ketika melihat Clara. Energi yang dimiliki gadis di depannya ini terasa sangat baik dan positif.

"Pagi, Clara."

Clara menyerahkan sebuah bento berwarna kemerahan tepat ke hadapan Jaden. Alis Jaden mengerut secara otomatis.

"Ini apa?"

"Sarapan buat Kak Jaden. Terima, ya."

Meski dalam kondisi terkejut, Jaden tetap menerima pemberian Clara yang sepertinya telah berniat memberikan bento ini kepadanya.

"Kak Jaden udah bekerja keras selama seminggu terakhir. Semoga makanan ini bisa bantu isi ulang energinya ya, Kak."

Manis sekali.

"Thank you, Clara. Gue pasti akan makan sarapannya."

Clara mengangguk senang. Ia percaya dengan jawaban Jaden. Pria itu bukan orang yang akan mengatakan hal baik untuk mencari perhatian. Jika Jaden tidak menyukai sesuatu, ia secara gamblang akan menolaknya tanpa harus berbasa-basi terlebih dahulu.

"Gue mau ke lapangan basket. Mau ngecek kondisi di sana. Lo mau ikut?"

Senyum Clara masih bertahan sejak Jaden menerima masakannya. Dengan raut sedikit ragu, Clara menanyakan keraguannya.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang