8. Umpan

4.1K 444 94
                                    

Untuk menciptakan sesuatu yang besar, kamu butuh umpan yang tepat.

Vouz Me Voyes, 2020-

Happy Reading

----VMV----

Galen masih memandangi Anin yang duduk tepat di sebelahnya. Ia memutuskan untuk mengantarkan Anin pulang. Padahal Aciel atau Jordi tidak keberatan untuk mengantarkan gadis itu pulang. Meskipun sifatnya luar biasa menyebalkan, tetap saja tidak bisa menutup fakta bahwa Anin memiliki paras yang luar biasa. Setidaknya bagus untuk dipamerkan kepada orang-orang.

Galen menolak usaha Aciel dengan alasan wanita ada bukan untuk dipamerkan, ia tak bisa seenak jidat memanfaatkan seorang perempuan. Lagipula ketiga teman dekatnya membawa motor dan Galen membawa mobil. Jadi akan lebih bijak jika Anin pulang bersamanya hari ini.

Mobil mogok milik Anin juga sudah diderek dan diurus oleh Aciel sedangkan motor Galen kembali dibawa oleh Revan. Jordi diberi wewenang membagi-bagi hasil pertandingan di basecamp.

Malam makin larut, jalanan juga mulai sepi. Anin yang hanya mengenakan rok abu SMAnya mulai merasa risih. Galen melirik kegelisahan gadis itu, lalu ia mengambil kemeja hitamnya yang ada di kursi belakang.

"Nih tutupin," serahnya kepada Anin. Anin perlu beberapa waktu untuk mencerna perkataan Galen hingga akhirnya Galen sendiri yang menaruh kemeja itu di atas paha Anin.

"Makasih," cicitnya pelan.

Mereka terjebak dalam keheningan. Sesekali Galen akan bertanya arah rumah Anin. Hanya sekedar itu. Dalam hati, Anin sudah ingin berceloteh, mengumpat bahkan berteriak. Namun ia masih menahannya. Sesekali menjadi kalem di samping lelaki ganteng harus ia lakukan.

Galen tidak masuk ke pekarangan rumah Anin, ia hanya mengantar sampai depan gerbang bangunan mewah yang menjulang tinggi dengan tag "Basupati 07".

Anin turun dari mobil Galen dengan hati-hati. Ia hendak mengucapkan terima kasih namun pria itu membunyikan klakson dan pergi meninggalkan Anin dengan ekspresi bodohnya.

"Sekali lelaki sialan tetap saja sialan," umpatnya.

Ia pun bergegas masuk, berharap kakaknya masih di luar kota.

----VMV----

Anin terus menguap sepanjang perjalanan menuju kelasnya. Rambut yang tidak ia tata, bola mata yang menghitam menjadikan hari ini adalah hari paling malas sedunia Anin.

Sherly berjalan di belakang Anin tak berniat menyapa atau sekedar mensejajarkan langkah mereka. Bukan Anin namanya jika ia tidak dapat mengetahui keberadaan orang yang sudah dikenalnya. Ia menoleh lalu tersenyum begitu lebar.

"Selamat pagi," sapanya kepada Sherly. Perlahan ia mulai mengetahui sifat Sherly yang tertutup. Ia bukan orang jahat, Anin bisa menjamin itu. Ia bahkan sangat membenci sistem kasta di Adara. Hanya saja, Sherly itu orangnya kebanyakan gengsi. Anin gemas dibuatnya.

Kini Sherly yang tidak menanggapi Anin telah berada di depannya. Anin pun berlari tergopoh menghampirinya. Dasar manusia pengganggu, siapapun ia ganggu. Ya harap dimaklumi. Tadi pagi, ia tidak sempat bertemu Darel hanya untuk menjalankan rutinitas pagi mengganggu kakak gantengnya. 

"Makan bareng di kantin yuk," tawarnya. Anin belum pernah duduk semeja di kantin dengan Sherly.

"Gak mau," tolaknya secara tegas. Anin mencebikan bibirnya begitu lucu. Setidaknya ia bisa basa-basi yang tidak terlalu basi dulu. Ini malah di tolak di depan banyak orang.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang