25. War

3K 332 24
                                    

Vous Me Voyez!

*

Teriakan mulai menggema saat sang pemandu mengangkat benderanya tinggi-tinggi sebagai pertanda pertandingan telah dimulai.

Galen melajukan motornya dengan kecepatanndi atas rata-rata. Kemampuannya dalam menguasai jalanan tidak lagi diragukan karena ia sudah mencapai kemenangan tanpa ada kekalahan satu kalipun. Kecuali, saat ia tidak menghadiri balapan dan dinyatakan kalah.

Ia melesat jauh meninggalkan musuhnya di belakang. Kali ini, Galen harus segera mencapai finish. Ada seseorang yang tengah menunggunya di garis final.

Motor Galen miring dengan sempurna saat ia melewati belokan tajam yang sudah memakan banyak korban dari para peserta sebelumnya. Bahkan Galen mampu mengendalikan kecepatannya saat tengah mendekati belokan-belokan tajam yang mampu mengganggu keseimbangan para pembalap.

Di tengah ketegangan di antara para penonton, ada Anin yang tengah bersandar pada salah satu tembok bangunan tempat motor Aciel, Jordi dan Revan terparkir.

Ketiga pria itu maju ke depan untuk melihat dan mengawasi sahabatnya, khawatir kelompok jalanan liar ini akan berbuat kericuhan atau kecurangan karena takut akan kekalahan.

Anin mendekap badannya sendiri yang mulai menggigil kedinginan. Ia memang sudah mengenakan jaket hitam milik Galen, akan tetapi itu tidak cukup di tengah kondisi Anin yang sebenarnya sedang sakit parah.

Ditambah, angin malam yang terus menerus menyelusup melewati sekujur badan Anin yang hanya mengenakan seragam sekolahnya.

Matanya mulai berkunang-kunang. Ia sudah memanggil Aciel beberapa kali tetapi terhalang oleh kegaduhan yang ditimbulkan oleh antusiasme penonton.

Anin tidak berbohong saat ia mengatakan bahwa ia ingin pulang saat itu juga. Bukan hanya karena ia tidak menyukai tempat seperti ini tetapi ia sedang dalam kondisi tidak bisa menerima lingkungan yang mengingatkannya pada luka masa lalu.

"Hah."

Napasnya mulai memberat, ia berusaha untuk bertahan selama mungkin sampai Galen mau mengantarkannya pulang.

Sungguh, jika bukan karena kakinya sudah kebas, ia pasti sudah nekat untuk mencari jalan pulang meski ia harus bertemu dengan gelapnya jalan raya. Setidaknya, ia tidak terkurung dalam ruangan tertutup seperti taxi, misalnya.

Kakinya lemas, napasnya menghangat. Matanya berusaha menangkap keberadaan ketiga sahabat Galen. Ia harap, salah satu di antaranya dapat melihat Anin saat ini.

"Aciel."

Anin masih terus memanggil pria yang notabene adalah musuh kecilnya tetapi juga penyelamatnya.

Sampai pada akhirnya, ia tidak lagi mampu menahan beratnya kelopak mata yang siap tertutup detik itu juga. Dalam sekejap, gelap telah menyergap kesadaran Anin.

*

Penonton bersorak saat Galen melintas dan melewati garis finish terlebih dahulu. Aciel, Revan dan Jordi saling memberikan tatapan puas dengan apa yang telah diraih oleh temannya.

Mereka menghampiri Galen yang sudah memarkirkan motornya di sisi jalan.

Aciel terkejut ketika melihat darah mengucur di pelipis Galen saat pria itu membuka helmnya.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang