81. Birthday

2.5K 408 77
                                    

Min, Thor. Oh my. Baku hantam gak nih?
Min bukan mimin olshop.
Thor bukan dewa keturunan Asgard!

Jangan minta next kalau kalian aja masih baca dalam mode silent reader.😈

Terima kasih untuk yang udah support. Sangat berarti untuk saya.

Komunikasi tentang cerita ini bisa di kolom komentar.

Thanks.

***

"Jangan bilang ... lo ke perpus karena temen gue?"

Bugh!

Sebuah buku mendarat mulus di atas kepala Anin membuat korbannya mengaduh pelan. Tak lupa, kedua tangannya secara otomatis melindungi bagian kepala yang telah diserang secara mendadak oleh pria kasar di depannya ini.

"Sakit tahu!" keluhnya merengek di depan Alan.

Sudut bibir Alan terangkat memandang Anin dengan remeh.

"Makanya, kalo punya pemikiran itu di jaga. Jangan liar-liar amat."

"Gue kan cuma membuat praduga. Lo nya aja yang langsung salting."

"Nin!"

"Apa?!" ketusnya.

"Jangan bercanda. Gue ke perpus karena tempatnya damai. Gak kayak disini, berisik. Karena ada murid macem lo."

Anin mendengus di depan Alan merasa tersinggung dengan tuduhan tidak logis dari Alan.

"Salting mah salting aja. Malah nyalahin gue."

Berapa kali harus Alan jelaskan kepada gadis di depannya ini, hah?

Keras kepala dan tidak mau mengalah sudah menjadi konsumsi sehari-hari murid kelas sepuluh satu memiliki teman seperti Anin. Rewel dan selalu menjawab perkataan guru yang mengajar.

Apalagi, disaat temannya presentasi. Lebih baik satu kelompok dengan Anin untuk mencari aman daripada menjadi rivalnya yang akan ia cecar habis-habisan.

Mereka tidak tersinggung dengan sikap antusias Anin yang seperti itu. Ia melakukannya bukan untuk pamer pengetahuan ataupun menjatuhkan teman sekelasnya melainkan ia sering merasa bosan dan berakhir membuat kekacauan di kelasnya.

"Sher!" panggil Anin menatap teman dekatnya. "Gue dipukul nih sama dia. Sakit banget."

"Cih! Ngadu," ledek Alan merasa sedikit terkejut dengan tingkah laku Anin yang sangat menggemaskan dan membuat dirinya makin tertarik.

Ia mengulum senyum dan sialnya, tertangkap basah oleh Sherly yang ternyata telah memberi fokus pada kasus yang Anin adukan barusan.

"Naksir kali sama lo!" celetuk Sherly dengan seringai lebarnya.

Beberapa temannya langsung tertawa melihat ekspresi geli dari Anin.

Di kelas ini, siapa yang tidak tahu jika Alan menyukai Anin selain Anin sendiri?

Gadis itu selalu menolak untuk sadar bahwa pria yang hampir tidak pernah berbicara dikelasnya tiba-tiba menjadi sangat aktif jika berdekatan dengan Anin, telah menyimpan rasa yang diketahui oleh publik.

Dengan cepat Anin menggeser kursinya, menjauhi Alan yang juga masih terdiam di tempat duduknya.

"Kenapa lagi ini anak?"

"Jangan deket-deket! Nanti makin naksir."

Alan termangu mendengar larangan yang Anin ucapkan. Gadis itu bahkan menyilangkan kedua tangannya di depan wajah Alan.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang