Warning : De Javu part 2.
***
Denting piano terdengar dari arah ruang keluarga milik Darel. Saat ini, Bryan sedang menunggu Darel berganti baju lalu mereka akan pergi sparing futsal bersama dengan teman mereka yang lain. Karena ia bosan, jadilah ia berkeliling dan menemukan piano di sudut ruang keluarga.
Bryan yang menyukai musik memainkan not acak yang membentuk nada indah dan enak di dengar. Anin bertepuk tangan mendengar permainan Bryan. Ia tak menyangka, lelaki seperti preman ini pandai memainkan piano. Piano itu adalah miliknya. Bukan Darel tentu saja. Mana mau pembalap seperti Darel memainkan piano.
"Hebat!" pujinya membuat Bryan tersentak lalu tersenyum kepada Anin.
"Ajarin gue dong!" kata Anin kembali seraya duduk di sebelah Bryan. Ia terlihat begitu agresif. Membuat Bryan bingung sendiri, ia mati gaya. Anin terlalu cantik untuk diabaikan meski kelakuannya terlalu minus seperti yang selalu Darel ceritakan.
Belum sempat memulai kursus gratisnya, Darel sudah menarik baju Anin untuk menyingkir dari samping Bryan.
"Jangan mau."
"Apa sih Darel?!"
Bryan menatap Darel meminta penjelasan.
"Bocah ini lagi caper sama lo, Bray. Gak usah diladenin."
"Udah sana pergi ke atas!" usir Darel membuat Anin menatap tajam kepada kakaknya. Ia berniat membuat perhitungan nanti. Anin dengan terpaksa pergi ke kamarnya sambil memikirkan rencana apa saja yang bisa ia lakukan untuk membalas Darel.
"Kenapa sih?" tanya Bryan penasaran. Ia masih bingung dengan jawaban Darel tentang alasan pengusiran adiknya di antara mereka.
"Lo lagi dikerjain sama dia."
Bryan tidak memahami pernyataan Darel, "Maksudnya?"
Darel tertawa pelan. "Anin is another level," ujarnya menggelengkan kepala. "Dia udah go internasional masalah piano. Mana ada minta ajarin sama lo yang ecek-ecek," tambahnya membuat Bryan hampir mengumpat.
"Lo pikir, piano ini punya gue?" lanjutnya terus menyudutkan adik kandungnya sendiri.
Bryan bungkam. Sial! Adik Darel benar-benar menyeramkan. Ia berhasil dikerjai lagi tadi. Bryan merasa senang mengajarkan musik kepada orang lain. Music is his life. Tetapi gadis itu malah menjadikannya boneka tanpa ia sadari.
"Adik lo terbuat dari apa sih, Rel?" tanya Bryan masih tak percaya dengan kejailan Anin yang sudah berada di level tertinggi itu.
"Tanyalah sama orang tua gue."
"Mungkin Anin jadi pas perang shinobi terus temenan sama Shikamaru. Makanya, jadi banyak ide."
"Atau pas mahasiswa lagi demo besar-besaran? Orang tua lo ngidam pengen ketemu sama presiden mahasiswanya."
"Mungkin, pas si tom ngamuk di kerjain si jerry. Terus mama gue ikut kesel dan munculah si Anin buat balas dendam."
Perdebatan konyol antara Darel dan Bryan yang tak ada habisnya.
***
Aileen terlalu asik memainkan ponselnya sampai ia mengabaikan seluruh panggilan ke arahnya. Ia tengah serius men-scroll akun instagram favoritnya seperti tokoh-tokoh remaja pembawa revolusi atau dance cover yang begitu menarik perhatiannya.
Salah satu yang selalu menarik perhatiannya adalah dancer cilik bernama Brandon Lihero. Ia jago sekali menggerakkan seluruh tubuhnya sesuai ritme lagu bergenre apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...