2. Galen Melviano Daniar

5.8K 528 167
                                    

"Sekali masuk sangkar, jangan berharap kembali tanpa rasa.

Berani masuk, berani menanggung."

-Vous Me Voyez-

"Galen!"

Seorang perempuan meneriaki nama Galen bertepatan dengan langkah terakhirnya menuju anak tangga.

Galen menghentikan langkahnya menunggu wanita dengan amplop cokelat di tangannya menghampiri Galen. Ia tak berniat untuk berbalik ataupun sekedar mundur menghampirinya. Galen terlalu malas untuk itu.

Bugh!

Gadis itu melemparkan amplop yang ia bawa ke wajah Galen membuat pria itu refleks menangkapnya.

"Teguran apalagi itu?" bentaknya merasa begitu kesal kepada Galen.

Violena Tantinia, seorang perempuan dewasa berumur hamper tiga puluh. Salah seorang penjaga putra satu-satunya dari anak pertama keluarga Daniar. Ia ditugaskan untuk mengurus seluruh kebutuhan Galen seperti asisten, mendidik Galen seperti guru dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan pria muda itu selama orang tuanya berada di luar negeri.

Galen berdecak pelan. "Apa?"

"Baca sendiri."

Galen melemparkan tatapan dingin kepada Vio, seakan merasa terganggu dengan hambatan yang ada di depannya saat ini.

Ia mengangkat amplop cokelat yang sudah ada di genggamannya lalu dengan cepat, merobeknya tepat di hadapan Vio.

"Gak usah diliat. Beres kan?" ujarnya tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Vio yang terdiam membisu melihat apa yang telah Galen lakukan kepada surat itu.

"Dasar iblis," bisiknya merinding melihat tatapan dingin Galen.

Surat yang dikirimkan ke rumah Daniar sejak pukul sembilan pagi. Surat cinta dari Adara karena pria muda itu bolos pelajaran selama tiga hari berturut-turut. Itu bukan kali pertama Vio mendapatkan surat peringatan meski hanya sekedar bentuk formalitas sekolah.

Memang siapa yang berani menyentuh Galen Melviano Daniar putra dari Albert Jehan Daniar dan Melisa Dwi Daniar. Salah satu donator tertinggi di Adara. Tanpa aliran dana dari keluarga Daniar, Adara takkan bisa menjadi sekolah kelas atas dan superior. Karena itulah, terkadang beberapa pihak sekolah mendewakan satu-satunya putra dari keluarga Daniar tersebut.

Parasnya begitu tampan seperti sang ayah. Tampan dan memiliki rahang begitu tegas. Rambut hitam legam yang sedikit tumbuh sampai menutupi sebagian dahinya membuat Galen terlihat karismatik.

Hidup bersama pengasuh sejak kecil, membuktikan jika ia adalah salah satu anak yang kekurangan kasih sayang. Orang tua Galen terlalu sibuk dengan urusannya. Pergi dari ujung ke ujung untuk memenuhi ambisi bisnisnya sehingga rela meninggalkan putra mereka hidup dengan pengasuh.

Tak jarang hal itu membuat Galen merasa marah dan tak dianggap. Sehingga ia menimbulkan kerusuhan di setiap ada kesempatan dalam hidupnya hanya untuk membuat kedua orang tuanya kembali ke rumah. Yah ... walau ia tahu, sesampainya mereka di rumah, hanya akan ada omelan semata untuknya. Tidak apa, Galen tetap merasa senang.

Sebagai salah satu pemegang andil dalam hak waris usaha keluarganya, Galen sering terlibat dalam pertikaian bisnis antara ia dan keluarga adik papanya. Daniar Grup Creation, akan menjadi milik Galen sepenuhnya diusia dua puluh satu. Sampai waktu itu tiba, ia harus menahan mentalnya dari segala permusuhan yang ditujukan kepadanya.

Kebiasaan buruk Galen sering kali membuat Vio pusing. Terutama disaat ia menghilang tanpa jejak, melarikan diri dari tanggung jawabnya sebagai tuan muda Daniar.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang