Udah up nih kawand, banyak silent reader 😌 pada gengsi kayak Galen ya?
Next, slow apdet lah yaaa 😋
Komen, laik, subscreb!
Yuk, bantu naek reputasi brand 😆Dahlah.
***
"Gue takut, Rel."
Darel memeluknya. Ia berusaha memberikan sang adik ketenangan dan rasa nyaman.
Untuk pertama kalinya, ia ingin mereka berbagi rasa sakit yang selama ini tak pernah Darel tahu dan selalu Anin rasakan sendirian.
Wajah ceria yang selalu berhasil menjadi tameng pengalihan rasa sakit, membuat Anin menjadi salah satu orang yang menjalani hidupnya dengan topeng.
Gadis itu terisak pelan dalam pelukan sang kakak. Pelukan yang hampir tak pernah ia dapat dari siapapun disaat Anin mengalami stres berkepanjangan karena sakitnya.
Dulu, saat ia terluka, semua orang memilih menjauhi Anin, tak ada yang mau mendekati dirinya. Sampai membuat Anin harus mengurung diri karena sadar, tak ada yang mau berdekatan dengannya.
Kecuali Gilden.
Tetapi Anin tidak senang, setidaknya untuk saat ini. Karena Gilden adalah gambaran masa lalu paling buruk yang ingin sekali Anin lupakan.
Namun saat ini, ia senang Darel berada di sisinya.
"Jangan takut. Sekarang lo punya gue. Lo bisa andelin gue sebagai kakak lo."
"Dia disini, Kak. Galen marah banget tadi."
Darel terdiam. Ia jadi merasa bingung, apakah Anin bersedih karena Galen juga? Bukan hanya Gilden?
"Dia belum tahu siapa Gilden, wajar kalo marah," balas Darel berusaha netral agar adiknya tidak panik.
"Galen cemburu kali sama mantan lo."
Jujur saja, Anin merasakan ketakutan berkali lipat saat Gilden muncul di hadapan Galen. Mengapa pria itu kembali ke dalam hidup Anin yang telah berubah seratus delapan puluh derajat?
Di saat semua luka telah terbalut dan tertutupi dengan sangat rapat. Pria yang selalu meneror Anin dengan segala pesan berantai disaat pria itu telah terbebas dari kurungan rumah.
Apa yang membuat keluarga Gilden memaafkan kelakuan pria itu?
Ia takut akan prasangka yang Galen pikirkan dan tuduhkan kepadanya sekaligus pembalasan Gilden terhadap Galen sebagai orang terdekat Anin saat ini.
"Kamu itu gak salah. Mereka semua yang gak bisa menghargai kamu, Bel. Aku disini, buat kamu. Gak usah peduliin yang lain, sayang."
Seketika ia kembali bergidik ngeri saat Gilden begitu dekat dengannya dulu. Menyemangati Anin seolah dialah dewa penolong yang sangat Anin harapkan.
"Apa yang harus gue lakuin sekarang, Kak?"
"Lo gak perlu ngelakuin apapun. Biar gue yang urus cowok yang namanya Gilden itu!"
"Hati-hati sama dia," bisik Anin merasa gemetar. "Dia itu-"
"Obsesi sama lo, right? Papa udah cerita dan seharusnya cowok lo juga tahu tentang ini."
"G-galen kenal Gilden?" tanya Anin merasa kaget.
"Secara teori harusnya iya. Karena waktu itu, Papa cerita disaat bersamaan dengan adanya Galen. Tunggu! dia marahin lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...