--Selamat Membaca--
Dua hari lalu, tepat setelah Anin meninggalkan kediaman keluarga Daniar tanpa sengaja ia melihat seseorang yang tak asing dalam ingatannya. Seorang pria tinggi mengenakan jas hitam begitu rapi,ia memegang tongkat sebagai penyangga untuk berjalan.
Awalnya Anin mengikuti pria asing itu tetapi Anin memiliki firasat buruk jika ia terus mengejarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke dalam mobil.
Sampai detik ini, Anin merasa gusar, yang ia sendiri tak tahu mengapa. Darel berkali-kali mengajaknya bicara namun sepertinya gadis mungil itu terlalu sibuk dengan pikirannya.
"Anin, lo baik-baik aja kan?" tanya Darel melihat adiknya hanya terdiam memandangi tanaman.
"Kak, kok Anin capek ya? Anin mau tidur aja, boleh ya?" suara itu nampak asing di telinga Darel. Ia sedikit tertegun mendengarnya. Darel mendekat dan mengarahkan telapak tangannya ke dahi sang adik. Suhu tubuhnya masih normal, namun ia tahu bahwa Anin sedang tidak baik-baik saja.
"Yaudah tidur aja. Gue nanti hubungi Adara," ucapnya mengelus pelan rambut Anin yang sudah ia sisir begitu rapi.
Tanpa menjawab Darel, gadis kecil itu naik ke kamarnya. Darel hanya memperhatikan Anin dari kejauhan lalu ia terpikir untuk memanggil asisten mereka.
"Risa," panggilnya.
Risa dengan sigap mendekat. "Iya?" tanyanya.
"Kemarin Anin pergi kemana?"
Risa sedikit berpikir berusaha mengingat apa yang nona mudanya lakukan kemarin. "Anin diajak pergi sama temen sekolahnya, terus dia pulang sekitar jam 8 malam."
"Siapa?"
Risa menggaruk pelipisnya yang tak gatal itu. Ia tidak bisa menjawab karena memang kemarin ia kecolongan atas jadwal Anin yang mendadak tidak pulang tepat waktu. "Maaf."
Darel menghela napas panjang, ia jadi semakin was-was saja. Tidak biasanya Anin terdiam seperti ini.
"Sebaiknya lapor ke Berlin aja, Den," saran Risa. Keluarga di sana pasti tahu apa yang menyebabkan Anin menjadi pendiam seperti ini. Terlihat sakit tetapi ia tidak sakit. Terlihat murung, tetapi ia tidak sedang berduka.
Darel mengangguk lalu meraih kunci motornya, ia harus berangkat ke sekolah dan menjemput Aileennya terlebih dahulu. Ia akan menelepon keluarganya nanti.
"Jagain Anin."
--- VMV ---
Revan menggertakkan gigi ketika membaca selembar tulisan yang memacu emosinya.
Untuk pengecut,
Back up lo kurang banyak. Gue tunggu di bayangan zero!
Ia begitu yakin jika tulisan ini adalah milik Adrian Firmansyah mantan murid Adara yang di drop out lima bulan lalu. Salah satu teman dekat Aciel yang juga hampir menghilangkan nyawa sahabatnya sendiri.
Akhirnya Adrian kembali muncul ke permukaan. Revan takkan membuang kesempatan untuk membalaskan luka yang telah diterima oleh Aciel tempo lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vous Me Voyez? ✔️
Teen Fiction(DILARANG MELAKUKAN COPY DALAM BENTUK APAPUN TANPA IZIN) SELESAI-104 CHAPTER+EXTRA PART Season 2 Available (Sudah tersedia) Ada dua pandangan tentang orang jenius : Pertama, pendiam dan misterius. Kedua, berwawasan tinggi dan tidak memiliki banyak...