Pelukan Dantae dan Suryeon terlepas saat dokter masuk ke ruangan mereka.
"Ayahmu sudah menelepon tadi. Dia bilang dia tidak bisa datang dan memintamu untuk melakukan pemakamannya sendiri. Dia sudah mengurus masalah biaya. Dan dia bilang dia meminta maaf atas ketidak hadirannya," kata dokter sembari mendekat ke arah Dantae.
"Tadi ada yang datang membawakan ini." Dokter itu menyerahkan setelan jas dengan pita kuning pada sebelah lengannya.
"Kami akan melepas infusnya." Dokter dan suster mengurus Dantae.
Di sisi lain, Suryeon masih memperhatikan Dantae. Sejak pelukan mereka terlepas, Suryeon hanya berdiri di depan ranjang Dantae.
"Ruang pemakamannya ada di lantai 9. Kami turut berduka," kata dokter sembari membungkuk kembali memberi hormat dan Dantae membalas hormat itu.
Setelah semua orang keluar dari kamar, Dantae turun dari ranjang dan melepas pakaian rumah sakitnya. Digantinya baju atasan rumah sakit dengan kemeja dan jas.
"Aaaaaa! Jangan dilepas!"
Tepat sedetik sebelum Dantae menurunkan celananya. Suryeon yang kita lupakan keberadaanya ada di dalam sana. Dirinya sudah panas dingin tadi melihat Dantae yang bertelanjang dada.
"Huaaa! Eomma! Mataku sudah tidak suci lagi!" Suryeon menangis dan berlari keluar dari ruang rawat.
Dantae menghela nafas, lalu menatap pintu yang baru saja Suryeon tutup.
Dantae tersenyum lalu berucap, "Dia imut sekali." Lalu dia bisa berganti baju dengan bebas sekarang.
Suryeon menghentakkan kakinya dengan kesal menuju taman belakang rumah sakit. Dia duduk sembari melihat kupu-kupu yang terbang di atas bunga-bunga.
"Mereka cantik sekali," gumamnya sembari memejamkan mata menikmati matahari pagi yang baik untuk tulang.
Beberapa saat kemudian, cahaya hangat itu sudah tidak terasa. Digantikan dengan bayangan tinggi seorang laki-laki yang muncul di depannya.
"Lebih cantik dirimu."
Suryeon tersipu mendengar gombalan anak laki-laki di depannya.
"Tidak ingin memelukku?" Anak laki-laki itu merentangkan tangan menyambut pelukan Luke.
Suryeon berdiri dari duduknya dan masuk ke dalam pelukan itu. "Luke, i miss you."
"I miss you too, Anna." Luke membalas pelukan itu tak kalah erat.
"Oppa! Namaku Suryeon, di Korea namaku Shim Suryeon," omel Suryeon yang tidak suka atas sebutan yang diberikan.
Luke memberikan jarak antara pelukan mereka, "Di Korea namaku juga bukan Logan. Aku Park Sungjae!"
"Oppa, kita hanya berpisah sebulan dan kau menjadi semakin tinggi." Suryeon memindai Sungjae dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jujur, Sungjae terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
"Bukankah aku menjadi lebih tampan juga?" Goda Sungjae sembari mencolek pinggang Suryeon memberikan efek geli yang tidak Suryeon suka.
Mereka saling kejar-kejaran di taman, berteriak gembira dan pada akhirnya Suryeon tertangkap oleh Sungjae. Hingga akhirnya Suryeon menyadari paper bag yang Sungjae genggam sedari tadi.
"Oppa, itu oleh-oleh ku?" Suryeon menatap paper bag nya dengan mata berbinar.
Sungjae mengangguk, "Eoh." Diserahkannya paper bag itu pada Suryeon.
"Snack untukmu dan stiker kupu-kupu."
Suryeon mengambilnya dengan cepat dan melompat kegirangan setelah mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...