10.

428 32 3
                                    

Pasca pertengkaran alias perdebatan kecil tadi yang nyaris membuat mereka diusir dari cafe. Suryeon segera menengahi dan menarik keduanya untuk berjalan ke luar. Dia berdiri di antara Dantae dan Sungjae yang masih melempari pandangan tajam.

"Bisakah kalian berhenti saling menatap seperti itu? Orang-orang sedari tadi memperhatikan."

Dantae dan Sungjae langsung mencari objek lain untuk ditatapnya sembari menunggu lampu penyeberang jalan berubah warna menjadi hijau.

Mereka cukup menyeberang dan mereka sampai di Flowerfield. Antrian mobil untuk masuk sudah mengular padahal ini baru jam 9 pagi dan peresmian Mall dibuka pada pukul 11.

Karena Dantae memiliki akses khusus, mereka langsung diijinkan masuk terutama saat para penjaga melihat undangan yang Sungjae dan Suryeon bawa.

"Kita bisa berjalan-jalan sebentar dengan tenang sebelum orang-orang masuk." Dantae melangkah memasuki lift yang perlhana bergerak menuju lantai teratas, dalam hati dia juga gugup.

Flowerfield Mall merupakan impian ibunya. Mall ramah lingkungan dengan taman bunga yang menghiasi di sekeliling mall. Nama Flowerfield Mall menjadi topik pencarian nomor 1 di Naver minggu ini.

Berita-berita yang menjadi trending topik adalah,

Flowerfield Mall Ada Dalam Genggaman Baek Hong Gyu

Baek Hong Gyu Memutuskan Untuk Meneruskan JK Holding

Baek Hong Gyu Mengambil Alih Perusahaan di Usianya yang Sangat Muda

Baek Hong Gyu Dikenal Sebagai Joo Dantae, Putra Dari Mendiang Joo Sanghwa

Bagaikan artis, Joo Dantae menjadi sangat terkenal terutama di kalangan para pengusaha. Ia bahkan memberi berita eksklusif pada seorang reporter bahwa mulai saat ini namanya bukan lagi Baek Hong Gyu melainkan Joo Dantae.

"Jadi, nama asli oppa, Baek Hong Gyu?"

Kemarin artikel-artikel tersebut diterbitkan dan sudah pasti Suryeon dan Sunghae juga tahu mengingat bahwa orang tua keduanya juga merupakan pengusaha besar.

"Ne, apa namanya aneh?"

"Tentu saja tidak. Tapi aku lebih terbiasa dengan Joo Dantae, oppa terdengar lebih bersahabat. Baek Hong Gyu lebih terkesan memiliki karisma kuat."

Dantae mengangguk dan berkata, "Ya benar, sama seperti appa. Dia terlalu berambisi dalam pekerjaannya."

"Sampai-sampai dia menelantarkan anak dan istrinya sendiri." Dantae bergumam, mendadak dirinya merasa sedikit emosi mengingat perlakuan Baek Jong Il.

Lift berdenting dan pintu terbuka membawa mereka bertiga menuju daerah resto. Dantae berencana untuk membawa mereka menuju lantai atas terlebih dahulu, lalu turun sembari mengitari tiap lantai.

Mall ini diisi dengan toko pakaian, toko peralatan rumah, peralatan sekolah  peralatan dapur, hingga peralatan bayi. Mulai dari brand biasa hingga brand ternama. Bukan hanya itu, Flowerfield Mall juga menyediakan aneka macam restoran mulai dari restoran bergaya Asia hingga makanan dari Barat.

Salah satu keunikan Mall ini terletak pada poin ramah lingkungan. Tempat sampah tersedia di segala penjuru. Mall menyediakan plastik yang dapat didaur ulang tetapi itu pun berbayar.

Pengunjung diharapkan membawa tas belanja masing-masing. Sedotan dan gelas plastik masih tersedia, tapi dengan membawa tumbler dan sedotan sendiri yang bisa dipakai kembali, pengunjung akan mendapatkan potongan harga karena membantu untuk mengurangi sampah plastik.

Flowerfield juga menjadi Mall terbesar yang ada di Seoul. Terdiri dari sepuluh lantai, dengan lebar yang fantastis. Mall ini dibangun di atas berhektar-hektar lahan. Belum lagi ladang bunga di luar yang sangat instagramable itu menjadi incaran banyak pengunjung. Termasuk Shim Suryeon.

Sebenarnya ada larangan untuk memetik bunga di sana. Tapi kalian ingat apa yang Dantae katakan? Sepertinya dia bersedia untuk mengambil semua bunga di sana hanya untuk Suryeon.

"Oppa, jangan berpikir untuk memetik bunga di sana. Tamannya nanti menjadi jelek."

Suryeon sedari tadi memperhatikan raut wajah Dantae yang melihat ke luar jendela. Dantae terlihat seperti berpikir kalau dia akan memetik bunga-bunga di sana. Awalnya Suryeon hanya asal menebak, tapi raut wajah terkejut Dantae memberi jawaban pasti untuk Ji Ah.

"Tentu tidak. Kalau aku merusaknya, sama saja dengan aku menghancurkan impian eomma dan menghancurkan hati gadis sepertimu. Merusak bunga akan menyakiti hati lembut kalian."

Sungjae menarik kerah jaket Dantae. Sungjae langsung menariknya menjauhi Suryeon yang mencoba untuk melerai mereka berdua kembali.

"Apa kau sering menonton drama? Atau melihat para remaja yang sedang mabuk cinta di jalanan? Darimana kau belajar hal-hal menggelikan seperti itu?"

"Tidak bisakah kau bertindak normal? Meskipun kau terus mencoba menghindari segala omelanku, aku tahu kalau kau menyukai Suryeon. Sebagai seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun. Tidak bisakah kau bertindak biasa? Kita hanya bisa berteman dengan Suryeon!"

Sungjae terus berbicara tanpa henti. Dantae hanya tertawa dengan nada mengejek lalu menghempas dengan kasar tangan Sungjae.

Dantae menyisir rambutnya ke belakang dengan gusar. Dia tertawa remeh lalu berdiri di hadapan Sungjae. Telapak tangan kanannya ia letakkan di dada sebelah kiri.

"Aku, Joo Dantae, siswa sekolah menengah pertama berusia tiga belas tahun ini. Tidak ingin terjebak dalam zona pertemanan seperti Park Sungjae."

Dantae menolehkan kepalanya dan melihat Suryeon yang masih memperhatikan mereka berdua.

Dantae mengambil langkah mendekat lalu berbisik tepat di samping telinga Sungjae.

"Aku akan tetap bertindak tidak normal. Terserah berapa kalipun kau mengingatkanku. Aku akan tetap mengejar Shim Suryeon."

Sungjae tidak bisa memukul wajah yang sudah tersaji di depan matanya. Seandainya Suryeon tidak ada di sini, mungkin Sungjae akan memulai perkelahian pertama dalam hidupnya.

Suryeon masih menatap khawatir kedua sahabatnya yang masih saling melempar tatapan tajam. Sudah berpuluh-puluh kali ia mencoba untuk melerai mereka. Tapi tidak pernah berhasil. Jadi alih-alih melerai, kali ini Suryeon lebih memilih agar mereka menyelesaikannya sendiri.

Ponsel Suryeon berdering. Panggilan masuk dari nomor ayahnya. Dia mengangkat panggilan itu dengan senyum cerah.

"Halo, appa!" Suryeon menyapa dengan nada yang begitu girang.

Setelah beberapa saat senyuman cerah itu berubah. Lengkungan itu menurun ke bawah.

"Appa... wae? Apa yang terjadi?"

Nadanya yang semula girang berubah menjadi penuh kesedihan.

"Suryeon, jangan beritahu Sungjae oppa, ya. Kita akan pergi dengan eomma. Hanya kita bertiga. Kamu mau, 'kan? Kita akan pergi berlibur."

Suryeon mengangguk meskipun ayahnya tidak bisa melihat, "Tentu saja aku mau. Akan kurahasiakan ini dari Sungjae oppa. Nanti dia akan iri saat tahu kita ke Amerika."

Belum sempat Suryeon mengucapkan salam perpisahan, sambungan telepon itu sudah terputus.

Sungjae dan Dantae yang masih sibuk mengurusi masalah 'cemburu' dan 'pertemanan' mereka tidak tahu bahwa Suryeon habis menerima panggilan telepon.

Tidak akan ada yang tahu, bahwa Suryeon akan segera pergi berlibur.

Bertiga, hanya dengan keluarganya sendiri.




TBC

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang