28.

433 30 2
                                    

"Aku akan memikirkan rancangan tokonya, kalau sketsanya sudah ada aku akan berbicara dengan tim desain. Minggu ini seharusnya sketsa sudah selesai," kata Suryeon serius melihat tabletnya yang dipenuhi gambar toko di Flower Field Mall.

"Tenang saja, aku akan langsung mulai saat tim desain sudah menerimanya. Sudah siang, kita harus istirahat sebentar."

Dantae melihat jam tangannya, tidak terasa tiga jam berlalu dengan cepat membahas pekerjaan mereka. Suryeon sangat mudah membawa lawan bicaranya masuk ke dalam percakapan, alur pembicaraan mereka juga tidak membosankan jadi tidak membuat mengantuk seperti rapat pada umumnya.

Penjelasan yang semangat dan ekspresi Suryeon saat mempresentasikan konsep tokonya pada Dantae terlihat begitu baru dan segar.

Entah memang karena pembawaan Suryeon yang bagus, atau karena Dantae yang menyukai segala hal tentang Suryeon.

Kalau Jun Sang boleh menilai, dia setuju bahwa Suryeon membawakan semuanya dengan apik dan terencana. Senang mengetahui bahwa rekan kerjanya sekarang tidak tambah menyulitkan Jun Sang di posisinya sekarang ini.

"Aku tahu restoran di dekat sini yang bisa kita datangi, di sana ada ruang sendiri juga jika kita masih mau membicarakan sedikit mengenai hal ini," tawar Dantae berharap bahwa Suryeon akan menerima ajakannya.

"Sang Yun-ssi, apa ada hal yang harus aku urus lagi setelah ini?"

"Ada sajangnim, tapi jadwalnya nanti malam, pelangganmu ingin mengukur baju di club biasa. Dia juga bilang kalau akan ada pelanggan tambahan hari ini. Jadi tidak akan ada jadwal lagi dari makan siang hingga jam tujuh malam."

Suryeon mengangguk. Senang dalam hati karena dia bisa mengistirahatkan otaknya sejenak. Selain itu, memikirkan makanan membuat Suryeon merasa semangat kembali.

"Baik, aku mau," kata Suryeon tersenyum sumringah. Sangat lebar membuat Dantae terkejut.

Baru kali ini dia melihat Suryeon tersenyum secerah itu hanya karena mendengar kata makan.

"Aku akan membawamu ke sana, naik mobilku saja."

Suryeon menurut, akhirnya Jun Sang san Sang Yun harus satu mobil mengekori mereka dari belakang. Hebatnya, mereka berdua langsung akur seperti sahabat dekat hanya dalam beberapa kali pertemuan. Radio di mobil Jun Sang dan Sang Yun memutar musik dengan keras dan dua orang di dalamnya menyanyi dengan kencang.

Berbeda dengan suasana mobil sajangnim mereka, bagaikan berada di dalam kendaraan umum yang dilarang berisik, Dantae dan Suryeon masih terlalu canggung untuk bicara. Suryeon hanya sibuk menatap beberapa orang di pinggir jalan. Sedangkan Dantae terus memegang setir dengan gugup sambil memperhatikan jalan raya.

"Srbagai orang yang sudah dianggap sebagai laki-laki aku akan membawamu ke restoran Korea terenak di dekat sini."

Dantae menatap Suryeon sekilas yang masih melihat ke luar jendela. Dantae tidak mengerti dengan raut wajah Suryeon yang tampak sendu, padahal tadi dia sudah tersenyum begitu ceria.

"Wae? Kau tidak mau restoran Korea? Aku bisa mencari restoran lain kalau begitu," kata Dantae setelah menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"A-anni, bukan begitu. Restoran apa pun tidak masalah bagiku."

"Lalu ada masalah lain? Kau terlihat tidak terlalu bersemangat."

Suryeon perlahan mengubah arah pandangnya menjadi menatap Dantae.

"Aku hanya takut. Aku benar-benar takut akan menyakitimu, oppa. Tidak mau, aku tidak mau itu terjadi."

Dantae menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ternyata Suryeon masih memikirkan hal ini. Wanitanya cukup overthinking juga.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang