85.

479 28 0
                                    

"Bagaimana kondisi Suryeon?" tanya Dantae dengan nafas tersengal-sengal. Ada Joon Ki dan Jun Sang yang menunggu di depan jamar Suryeon.

"Dia baik-baik saja. Untungnya cairan itu belum masuk sepenuhnya ke dalam tubuh Suryeon. Suryeon sudah tidur dan dokter Yuri baru saja kembali ke ruangannya," kata Jun Sang menjelaskan pada Dantae.

Dantae bisa bernafas tenang, syukurlah kalau Suryeon baik-baik saja. Dirinya sudah panik bukan main saat mendengar keributan lewat telepon tadi.

"Untuk apa kau kemari Baek Joon Ki?"

"Mengunjungi Suryeon, Sungjae memberitahuku tadi siang kalau Suryeon ada di rumah sakit."

"Sungjae tahu Suryeon ada di rumah sakit?"

"Katanya dia tahu dari dokter Yuri."

"Tadi aku mencoba menghubungimu dan Sungjae tapi tidak ada yang mengangkat."

Joon Ki mengecek ponselnya, layarnya tak mau menyala. "Baterai ponselku habis dan Sungjae sedang ada rapat tadi. Biasanya dia selalu mematikan telepon saat rapat."

"Joo Dantae-ssi?" sapa Yuri melihat Dantae yang ada di depan ruangan Suryeon.

"Eoh, dokter Yuri! Terima kasih karena sudah mengecek keadaan istriku tadi. Maaf karena berteriak padamu, aku terlalu panik tadi."

Yuri menggeleng, dia jelas tahu siapa pun pasti panik saat berada dalam situasi seperti itu.

"Aku akan mengganti cairan infus nyonya Shim. Besok saat cairan infusnya sudah habis, kalian bisa pulang dan menunggu si kembar beberapa minggu lagi di rumah," kata Yuri memberitakan kabar bahagia untuk Dantae.

"Sungguh? Kami bisa menunggu di rumah saja?" tanya Dantae dengan mata berbinar. Dirinya sudah tidak sabar menunjukkan kamar baru untuk si kembar.

"Menurut hasil pemeriksaan tadi, semuanya normal. Pergerakan bayi juga masih baik-baik saja, kesehatan eommanya juga cukup baik. Hanya coba untuk membuat nyonya Shim lebih rileks, sepertinya dia terlalu tertekan akhir-akhir ini," lanjut Yuri.

"Ah, baiklah dokter."

Dantae dan Joon Ki saling menatap. Keduanya menjawab di saat yang bersamaan. Dokter Yuri hanya geleng-geleng kepala dan memilih untuk menyapa orang yang berdiri di belakang Dantae.

"Sungjae oppa!" seru Yuri melihat kehadiran teman dekatnya di Korea.

"Yuri-ah," Sungjae balik menyapa. Dia lewat di antara Dantae, Jun Sang, dan Joon Ki dengan sekantong makanan ringan kesukaan Yuri.

"Kau bilang malam ini akan lembur jadi aku membelikanmu beberapa makanan."

"Terima kasih, oppa."

"Kau ke sini untuk mengunjungi Suryeon? Atau mengunjungi kekasihmu?" tanya Dantae menggoda Sungjae yang sedang dimabuk asmara. Sungjae dengan cintanya yang masih bertepuk sebelah tangan.

"Kami tidak berpacaran," ucap Yuri polos. Membuat Sungjae sedikit sakit hati juga. Dibanding Suryeon, Yuri lebih tidak peka lagi.

"Kau baru saja ditolak, Sungjae." kata Joon Ki sama-sama ikut menggoda.

"Kalian duo Baek lebih baik diam saja!"

"DUO BAEK! Kau ingin mati!?"

Lagi-lagi si duo Baek itu berucap di saat yang bersamaan.

"Kalian benar-benar saudara sejati."

Mendengar Sungjae dan Jun Sang yang kompak berkata seperti itu membuat Dantae dan Joon Ki saling menatap lagi. Setelah tiga detik, Dantae masuk ke ruangan Suryeon sedangkan Joon Ki berjalan ke arah parkiran.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang