60.

405 22 8
                                    

Sore ini setelah Dantae menjemput Suryeon di Jakomo, mereka pergi berkeliling di daerah Gangnam memasuki beberapa toko perhiasan namun belum ada satu toko pun yang cocok dengan selera mereka. Hingga mereka berdua masuk ke toko perhiasan bertuliskan BVLGARI.

Tentu saja semua pegawai menyambut dengan ramah. Suasana toko cukup sepi, hanya ada dua pasangan lain sama-sama sedang melihat-lihat perhiasan.

"Apa ada cincin yang akhir-akhir ini cukup populer untuk para pasangan yang akan menikah?" Dantae bertanya pada pegawainya.

Pegawai laki-laki itu memperhatikan sebentar Dantae dan Suryeon. Lalu dia mencari-cari cincin di etalase.

"Menurutku, tuan dan nyonya akan cocok mengenakan ini. Yang berwarna hitam untuk mempelai laki-laki dan yang ada berliannya untuk mempelai wanita."

Dantae jatuh cinta pada kedua cincin yang ditunjukkan. Pertama-tama Dantae mencobanya pada Suryeon.

"Itu terlihat indah."

Suryeon juga merasa bahwa akhirnya dia menemukan cincin yang cocok dengan dirinya.

"Oppa juga harus mencobanya."

Suryeon memasangkan cincin yang berwarna hitam pada Dantae, Dantae ternyata cocok juga dengan perhiasan semacam ini.

"Bagaimana? Apa aneh?"

"Tentu saja tidak, oppa. Itu terlihat keren," puji Suryeon sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Aku akan ambil kedua cincin ini."

Pegawai laki-laki itu tersenyum lebar setelah berhasil menjual dua buah cincin.

"Apa aku bisa agar kalian menuliskan nama di bagian dalam cincinnya?"

"Tentu saja bisa, tuan. Tapi Anda harus mrninggalkannya di sini karena tidak bisa satu hari selesai. Apa Anda mau dituliskan nama juga?"

"Iya, boleh aku minta kertas dan pena?"

Setelah mendapat apa yang Dantae butuhkan Dantae mulai menulis, "Yang berwarna hitam bertuliskan Shim Suryeon. Yang ada berliannya bertuliskan Uhm Dantae."

Suryeon menjadi bertanya-tanya mengenai nama yang akan terukir di cincin mereka.

"Mengapa namaku yang ada di cincinmu, oppa? Apa kau tidak salah menulisnya?"

"Tentu tidak." Dantae menggenggam tangan Suryeon. Masih terbayang bagaimana indahnya tadi saat cincin itu tersemat di jari manisnya.

"Itu akan membuat kita semakin terikat. Aku akan selalu membawa namamu dan kau akan selalu membawa namaku. Setiap mihat cincin ini kita akan teringat satu sama lain."

Dantae merapihkan rambut Suryeon yang sedikit berantakan. Sepertinya karena mereka jalan-jalan di luar tadi. Malam ini angginnya cukup kencang.

"Kau harus selalu menggunakan cincinnya. Jadi semua orang tahu bahwa kau sudah ada yang punya dan tidak akan ada laki-laki yang berani mendekatimu."

"Oppa... kau mulai lagi."

Saat mereka sedang mengobrol ringan pegawai tadi meminta agar Dantae membayar enam puluh persen cincin tadi sebelum nanti melunaskan setelah cincinnya jadi seratus persen.

"Tunggu di sini. Aku akan segera kembali. Jangan berani mendekati meja, oke."

Suryeon memandang punggung Dantae yang sedang berbicara dengan para pegawai di sana. Suryeon jadi teringat pembicaraan di mobil srlama perjalanan ke sini. Awalnya Suryeon berencana untuk membayar cincin Dantae dan Dantae akan membayar cincin Suryeon. Tapi laki-laki itu mengomel dan bilang bahwa semua akan dibayarkan olehnya. Sampai-sampai membicarakan gedung pernikahan dan lain sebagainya, Dantae bilang kalau Suryeon hanya boleh membayar dua puluh persen dari totalnya.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang