Tibalah hari di mana Dantae akan mengadakan meeting dengan perusahaan baru yang kemarin sempat dibicarakan oleh Jun Sang. Dantae melihat tampilan dirinya di kaca. Dia merapihkan dasinya dan berjalan keluar dari ruang ganti. Apartemennya tak lagi sama dengan apartemen kecil yang dulu ia tinggali.
Kini ia tinggal di sebuah apartemen dua lantai. Dengan interior mewah hingga ada bar kecil di sudut ruangan. Apartemen termahal dan tingginya hampir menyentuh langit. Bukan hanya sekedar tinggal di sana. Dantae juga menjadi pemilik dari gedung apartemen ini. Gedung apartemen yang baru selesai satu tahun lalu, kini sudah terisi tujuh puluh persen. Uang terus mengalir masuk ke dalam dompet Dantae.
"Jun Sang hyung, dimana kita akan bertemu hari ini?"
Dantae masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang. Dia mengambil tablet yang sudah disiapkan di sampingnya.
"Tidak jauh daepyonim, dia ingin bertemu di Flower Field Mall saja. Kabarnya dia baru sampai dari Amerika hari ini juga," jawab Jun Sang sembari fokus menyetir.
"Apa dia meminta persyaratan aneh atau semacamnya?"
"Untuk saat ini, belum."
Saat mobil berhenti di lampu merah, Jun Sang mendapat pesan dari salah satu rekannya.
"Sajangnim. Dia sudah sampai di Flowerfield Mall."
"Bagus. Aku suka orang yang tidak terlambat."
Lampu berganti hijau dan mobil melaju. Hanya butuh beberapa menit, Dantae juga sudah sampai di Flower Field Mall. Mall masih belum terlalu ramai karena jam buka masih tiga puluh menit lagi.
Dantae naik menuju lantai paling atas di mana kantor kecilnya berada. Kantor yang dibuat khusus untuk para kepala di Flower Field Mall.
Betapa terkejutnya Dantae saat semua orang mengintip ke dalam pintu ruang rapat. Orang-orang di luar ramai sekali dan Dantae jadi kesulitan untuk masuk.
"Dia terlihat sangat cantik." Bisik para karyawan yang ada di sana.
"Ekhem, sajangnim sudah sampai," ucapan Jun Sang membubarkan seluruh kerumunan tersebut. Meskipun Dantae bukan tipe bos yang pemarah, tapi para karyawan selalu gugup berada di sekitarnya.
"Terima kasih, hyung."
Jun Sang mengangguk, dia ikut masuk bersama Dantae ke dalam ruangan. Tidak lupa Jun Sang juga menutup pintu ruang rapat untuk menjaga privasi mereka.
Seorang wanita dengan pakaian kerja simple berwarna putih berdiri membelakangi Dantae. Dia asik memandangi ladang sembari berbicara dengan pria di sebelahnya yang Dantae yakini sebagai asistennya.
"Anyeonghaseyo, senang bertemu dengan Anda."
Jun Sang merupakan orang yang pertama kali memberi salam.
Wanita itu terkejut saat mengetahui sudah ada orang lain di ruangan itu. Dia berbalik dan tersenyum.
"Eoh, maaf, aku tidak mendengar kedatangan kalian. Anyeonghaseyo, nama saya Shim Suryeon. Saya pemilik dari perusahaan Jakomo. Senang juga bertemu dengan kalian."
Suryeon membungkuk memberi salam bersamaan dengan asistennya.
Dantae mengambil langkah mundur. Dia menggelengkan kepalanya berkali-kali. Jun Sang menghalangi arah pandang Dantae dan berusaha untuk menenangkannya.
"Joo Dantae, apa yang kau lakukan?" Jun Sang bertanya karena sedari tadi Dantae terus berjalan ke sudut ruangan.
"Hyung, aku berhalusinasi lagi, kan. Yang tadi itu bukan Suryeon, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...