102.

253 22 0
                                    

"Appa, tadi seru sekali. Min Hyuk oppa mengajarkanku cara bermain game mario kart," seru Yoon Seo membanggakan dirinya yang berhasil mengalahkan Eun Soo saat bertanding.

"Jangan dekat-dekat dengan Min Hyuk hyung, nanti dia bisa membuatmu menjadi malas dan ingin main game terus."

Eun Soo masih kecewa karena dikalahkan oleh Yoon Seo yang baru mempelajari game itu dalam waktu satu jam. Eun Soo melepas jas mininya dengan kecewa lalu duduk di sofa. Suryeon melihat gelagat putranya sedari mereka masuk tadi.

Kepalanya sudah tidak terlalu pusing setelah tidur dan makan siang. Jadi selarang Suryeon bisa berjalan dari ruang makan mendekati Eun Soo.

"Wae? Kau mau ke mana, sayang? Seharusnya kau sudah tidur."

Suryeon melepas tangan Dantae dengan halus. "Oppa naik dulu saja dengan Yoon Seo. Aku harus bicara dengan Eun Soo dulu."

Sudah lepas dari Dantae, Suryeon kembali ditahan oleh Yoon Seo. "Eomma, aku mau mandi bersama eomma."

"Sesudah eomma mengobrol dengan Eun Soo oppa, eomma akan segera ke atas."

"Okei, jangan lama-lama ya, eomma."

Akhirnya Dantae dan Yoon Seo naik ke atas, Yoon Seo tidak sabar ingin membuka hadiah yang baru mereka dapat tadi.

"Eun Soo, kenapa terlihat sedih?"

Suryeon merangkul Eun Soo yang hanya terdiam, duduk termenung di sofa sembari menatap lurus langit malam yang dipenuhi bintang.

"Tidak apa-apa, eomma. Aku hanya ingin melihat bintang saja."

"Putra eomma sedih? Tadi eomma dengar kalian bermain game dengan Min Hyuk hyung. Kenapa? Eun Soo kecewa karena kalah bertanding?" Suryeon bertanya dengan hati-hati dan nada yang lembut.

"Eommaaaa..."

Eun Soo tiba-tiba saja menangis dan memeluk Suryeon saat topik game itu kembali dibicarakan.

"Kenapa? Kenapa Eun Soo nangis?"

"Hiks... Eun Soo tidak suka kekalahan. Eun Soo tidak suka kalau Yoon Seo menganggap Hyuk Hyung lebih keren dariku. Padahal hari ini aku sudah rela agar kue ulang tahun kami adalah kue cokelat, tapi Yoon Seo tidak menganggapku keren."

Eun Soo malah semakin menangis, Suryeon tetap memeluk Eun Soo sambil menepuk-nepuk punggung putranya. Dantar memperhatikan semuanya dari atas sembari memperhatikan Yoon Seo yang mau mandi. Yoon Seo sudah dibujuk dengan sepotong kue cokelat agar Yoon Seo mau mandi tanpa Suryeon.

"Menurut eomma, setiap anak itu memiliki kerennya masing-masing. Misalnya saja, Min Hyuk memang jago dalam hal permainan video game, tapi belum tentu bisa semahir Eun Soo dalam bermain piano. Eun Soo mahir bermain piano tapi belum tentu mahir bermain video game."

"Kalau soal Yoon Seo yang tidak menganggap Eun Soo keren, mungkin itu hanya perasaan Eun Soo saja. Yoon Seo sering kok mengagumi oppa nya, apalagi saat Eun Soo membacakan buku untuknya, eomma bisa lihat binar senang di matanya."

"Binar senang itu apa, eomma?"

"Hmm... seperti saat appa menatap eomma. Seperti ini," Dantae menggendong Eun Soo kemudian menatap Suryeon dari jarak dekat.

"Sembari tersenyum juga. Ini maksud binar bahagia itu, Eun Soo mengerti?"

Dantae duduk di samping Suryeon, menunggu jawaban Eun Soo. Eun Soo hanya mengangguk, tapi dia tetap tidak tersenyum.

Suryeon menggenggam tangan putranya, "Kalah itu hal yang wajar, Eun Soo-ya. Semahir-mahirnya kita dalam melakukan suatu hal, pasti kita juga akan mengalami masa gagal. Masa kalah. Jadi Eun Soo harus menerima kekalahan itu. Dari kekalahan hari ini, Eun Soo bisa belajar, di bagian mana saja Eun Soo yang belum jago. Jangan hanya menjadi kesal atau tidak ingin bertanding lagi karena pernah gagal. Nanti saat Eun Soo semakin jago, Eun Soo coba bertanding lagi dengan Min Hyuk."

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang