Setelah acara makan tadi, Suryeon mengajak Dantae untuk mengobrol sebentar di sekitar sana. Jun Sang dan Sang Yun yang langsung paham bahwa sajangnim mereka membutuhkan ruang untuk berbicara, kembali ke kantor masing-masing untuk mengerjakan pekerjaan yang masih menumpuk.
Kalian ingat betapa sibuknya Dantae sebelum bertemu dengan Suryeon? Sekarang dia rela menghabiskan waktu bersama Suryeon demi segelas kopi dan sepotong kue di sebuah cafe.
"Kau pasti masih ingin berlama-lama denganku bukan? Mangkanya kau mentraktirku dengan manisan ini."
Dantae menyesap americano nya kemudian menatap Suryeon yang masih asik memotong dan memasukkan kue tiramissu ke dalam mulutnya.
"Anni. Karena oppa sudah mentraktirku makanan enak tadi, sekarang aku ingin mentraktir oppa juga. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu dan bukankah cukup menyenangkan untuk kabur sebentar dari kesibukan kita? Jadinya kita tidak terlalu jenuh terhadap pekerjaan."
Terlihat sangat natural, Suryeon menyuapkan kue kepada Dantae. Dantae merasa menang banyak hari ini.
"Apa orang-orang di Amerika biasa melakukan hal seperti ini?"
Suryeon mengerutkan keningnya, "Melakukan apa?" Suryeon malah kembali memberikan pertanyaan lagi pada Dantae.
Suryeon memasukkan potongan kue lagi ke dalam mulutnya.
"Menyuapi lawan bicaranya seperti tadi? Kau terlihat sangat terbiasa. Apa kau yakin tidak pernah berpacaran?" tanya Dantae penuh selidik.
"Tentu saja aku tidak sempat pacaran. Tapi appa sempat beberapa kali menjodohkanku dengan orang-orang Amerika."
Wajah Dantae berubah masam. Seharusnya dia tidak mengangkat topik pembicaraan ini yang ujung-ujungnya akan mendidihkan darahnya sendiri.
"Appa ingin agar aku cepat menikah. Dia khawatir karena anak gadisnya hanya sibuk bekerja dan tidak pernah menjalin hubungan asmara," kata Suryeon sambil menyuapi lagi sepotong kue untuk Dantae.
"Aku melakukannya pada appa," ungkap Suryeon tiba-tiba.
"Melakukan apa?"
"Menyuapinya. Dulu eomma saat pacaran sering sekali menyuapi appa. Jadi aku suka beberapa kali melakukannya untuk mengobati rasa rindu appa terhadap eomma."
Mata Suryeon mulai berkaca-kaca tapi sebisa mungkin ia tahan agar tidak menangis di tempat umum.
Dantae benar-benar merasa takjub kepada Suryeon. Padahal dirinya sendiri rindu dengan sang eomma, tapi dia berusaha kuat dan malah menjaga ayahnya. Sepertinya jiwa malaikat Suryeon diturunkan dari ibunya.
Dantae tersenyum tipis saat sebuah niat muncul. Dantae mengambil garpu kecil itu dari tangan Suryeon kemudian menyuapi Suryeon potongan terakhir kue tiramissu tersebut.
"Kau bilang mereka sering melakukannya saat pacaran. Siapa tau hal itu mau diturunkan juga pada anak-anaknya."
Suryeon tertawa kecil, pada akhirnya dia menerima suapan itu.
"Gomawo oppa."
"Eih, ini bukan apa-apa."
Kalau kalian membayangkan bahwa Suryeon yang akan salah tingkah, kalian salah. Karena pada kenyataannya si pihak pria lah yang malah berlaku aneh. Dantae tiba-tiba membuka teleponnya lalu dimatikan kembali, duduknya juga jadi seperti cacing kepanasan yang terus menggeliat ke sana dan kemari.
"Oppa, kau lebih menakutkan sekarang. Kau kesurupan atau bagaimana?"
"Anni. Aku hanya merasa bahagia. Itu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...