17.

421 30 2
                                    

Asap rokok berhembus di udara. Hyun Woo menatap kesal mobil mewah yang akhirnya pergi dari halaman kantor polisi.

"Team jangnim, mengapa kau melepasnya begitu saja?"

"Dia terus-menerus diam saat aku bertanya. Dan dia memang memiliki hak untuk diam karena kita membawanya ke ruang interogasi tanpa surat penangkapan resmi. Apa boleh buat? Dia bisa langsung bebas setelah pengacaranya datang."

Hyun Woo menghisap rokoknya sekali lagi sebelum akhirnya ia matikan. Dia mengambil kopi panas yang ia taruh di sebelahnya lalu berdiri.

"Aku pikir kasus ini tidak semudah itu. Sesuatu yang besar ada di balik kejadian hari ini. Dan Uhm Ki Joon harus kita perhatikan baik-baik."

"Baik, team jangnim."

***

Jun Sang menatap Dantae khawatir. Dari kaca spion sebenarnya Dantae hanya sedang memejamkan mata. Tapi bukankah Dantae terlalu santai untuk seseorang yang baru keluar dari dalam ruang interogasi?

"Sajangnim, kau baik-baik saja?"

"Hari ini adalah hari terbaikku. Hyung, kau tidak perlu terlalu khawatir. Aku baik-baik saja."

Dantae tersenyum tapi hal itu tetap tidak membuat Jun Sang lega. Omong-omong, Jun Sang rela membayar mahal ongkos taksi untuk menjemput Dantae.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Park Sungjae bisa terluka seperti itu?"

Dantae hanya terdiam. Dia memandang jalanan di luar yang masih basah karena hujan beberapa jam lalu.

"Meskipun aku sangat membencinya, aku tidak mungkin benar-benar membunuhnya. Hyung percaya padaku kan?"

"Tentu saja. Untuk apa pula kau menyakiti Park Sungjae. Iya kan, hahaha." Jun Sang tertawa canggung. Dia benar-benar berusaha percaya pada Ki Joon seratus persen.

"Untuk Shim Suryeon. Aku mungkin bisa menyakiti orang yang ada di sekitar Suryeon. Manusia tidak bisa diprediksi, hyung. Kau jelas tahu itu."

Seseorang tolong katakan pada Dantae untuk berhenti. Jun Sang jadi sedikit goyah sekarang. Dia ingin percaya, tapi Dantae terus berkata-kata aneh yang membuat Jun Sang takut sendiri.

"Kau akan langsung ke Hera Palace sekarang?"

"Hmm." Dantae mengangguk meskipun Jun Sang tidak bisa melihatnya.

"Kau tahu perusahan Simon Corporation, sajangnim?"

"Perusahaan casino terbesar di Amerika??" Dantae balik bertanya.

"Benar, sajangnim. Ternyata Park Sungjae adalah pemiliknya. Selama ini dia menggunakan nama Logan jadi banyak pengusaha dari Korea hampir tidak mempercayai bahwa pemiliknya adalah seorang warga negara Korea."

Dantae cukup terkejut mendengar berita ini. Sepertinya cukup menarik untuk mengajak Sungjae bekerja sama juga. Dia bisa membangun hotel dan membuat cassino di sana.

"Bisa coba kau tawarkan sebuah kerja sama dengan Simon Corp? Aku ingin membuka bisnis baru."

"Tentu, sajangnim."

Jun Sang mengambil arah berbelok ke kanan dan mobil yang mereka kendarai masuk ke dalam parkiran khusus orang yang mempunyai tempat di Hera Palace.

"Ah, sajangnim. Seorang karyawan baru memberitahuku bahwa ada orang yang mendaftar di Hera Palace satu bulan lalu."

Jun Sang menyerahkan ponsel berisi pesan seorang karyawan dan dirinya kepada Dantae.

"Mengapa dia tidak langsung memberikan laporan padaku?" Dantae membaca pesan-pesan itu dengan serius.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang