99.

300 20 1
                                    

"Oppa, jangan berisik!" tegur Suryeon marah. Dia sangat kesal dengan hentakan Dantae yang terlalu keras sehingga menimbulkan suara yang bisa membangunkan Eun Soo dan Yoon Seo.

"Yak, aku sudah berusaha sepelan mungkin! Kau ingin aku sepelan apa lagi? Aku sudah tersiksa."

Dantae kembali bergerak pelan. Suryeon menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

"Aww!" seru Dantae kesakitan. Suryeon segera melihat Dantae, tidak percaya bahwa suaminya sangat sulit untuk menahan diri agar tidak bersuara.

"Kali ini apa, oppa?" Ji Ah berbisik, tatapan matanya kesal karena Dantae merusak suasana.

"Aku tersandung! Kenapa kotak lego ini besar sekali sih? Aku tidak bisa lihat tangganya."

Dantar menaruh kotak besar lego itu di samping tangga, beristirahat sebentar sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju kamar Eun Soo dan Yoon Seo.

Dantae bersama Suryeon harus berjuang keras menaiki tangga pukul lima subuh. Menyiapkan hadiah dan kejutan untuk putra putrinya yang hari ini resmi berumur tiga tahun.

"Oppa, kau jelas sangat tahu kalau Yoon Seo bisa langsung bangun. Dia sangat bersemangat sebelum tidur kemarin," Suryeon membenarkan letak kotak hadiah berisi robot untuk Eun Soo dan alat menggambar untuk Yoon Seo pada tangannya.

"Aku tahu sayang, tenang saja. Kejutan ini tidak akan gagal," kata Dantae menenangkan Suryeon yang panik sekali.

Seorang ibu tidak ingin acara-acara yang sudah mereka rencanakan dari jauh-jauh hari gagal hanya karena tindakan ceroboh sang suami.

Pintu kamar Eun Soo dan Yoon Seo dibuka, kedua anak kecil itu masih tertidur dengan nyenyak di balik selimut mereka.

"Aman. Mereka masih tidur," ucap Dantae memberi tahu Suryeon yang membuntuti di belakangnya.

Perlahan Dantae dan Suryeon pergi menuju ruangan bermain di samping kamar anaknya. Ruangan yang dulunya menjadi tempat Suryeon mengganti popok mereka sudah diubah sepenuhnya menjadi ruang bermain.

"Kita taruh di sini saja, oppa." Suryeon menaruh semua hadiahnya dengan rapih di tengah ruangan. Kemudian menaruh kamera di sudut untuk merekam reaksi Eun Soo dan Yoon Seo saat bangun nanti.

"Oke bagus. Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Dantae menarik pinggang Suryeon mendekat ke arahnya. Mereka dengan senang memperhatikan kedua anaknya yang masih terlelap.

Dulu saat bayi, Suryeon sering memindahkan mereka berdua agar bisa tidur bersama ayah dan ibunya, hal itu pastinya akan membuat Dantae mengomel. Tapi sekarang, anak-anak tumbuh semakin besar. Badan mereka juga semakin tinggi dan besar, kasur yang ada di kamar Dantae dan Suryeon akan sempit untuk ditiduri berempat.

"Yoon Seo jahat," cetus Ki Joon sembari menaruh dagunya pada pundak Ji Ah. Menatap Yoon Seo yang tertidur memeluk boneka kelinci kesayangannya.

Suryeon mengusap surai Ki Joon dengan lembut. "Wae oppa? Kau bertengkar lagi dengan Yoon Seo?" tanya Suryeon.

Dibandingkan pertengkaran antara Eun Soo dan Yoon Seo, pertikaian Yoon Seo dan Dantae paling sering terjadi di rumah. Mungkin saja semalam saat Suryeon memandikan Eun Soo, Dantae dan Yoon Seo sama-sama mengibarkan bendera perang.

Untungnya tidak ada peperangan seperti yang Suryeon bayangkan. Dantae menggeleng, pelukannya semakin mengerat.

"Yoon Seo pernah berjanji padaku agar tidak cepat tumbuh besar. Dia janji akan selalu menjadi gadis kecil appa nya. Sekarang Yoon Seo sudah bertambah umur. Aku tidak mau Yoon Seo meninggalkanku."

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang