Suara bayi yang menangis membangunkan Dantae dari tidur lelapnya. Dilirik jam pada ponselnya yang menunjukkan angka tujuh lewat lima. Dalam keranjang bayi Yoon Seo terus menangis di samping Eun Soo yang akhirnya ikut terbangun.
Dantae mengecek Suryeon terlebih dahulu, istrinya masih tertidur lelap dalam pelukannya dari malam tadi. Pelan-pelan Dantae mengangkat tangannya yang dijadikan bantalan untuk Suryeon. Kemudian turun dari ranjang dan menggendong Yoon Seo berusaha menenangkan tangisannya.
"Appa akan buatkan susu sebentar."
Dantae tidak tega membangunkan Suryeon, jadi yang bisa ia lakukan adalah kembali memberikan Yoon Seo susu formulanya.
"Kau tidak mau?"
Kepala Yoon Seo terus mengelak, tidak mau saat botol susu itu mendekatinya. Pada akhirnya Eun Soo lah yang mendapatkan susu itu sementara Dantae membawa Yoon Seo ke balkon, membiarkan tangisan putrinya menggelegar di alam bebas.
"Oppa, ada apa dengan Yoon Seo?"
Dengan mata setengah terpejam, Suryeon ikut ke balkon dengan Eun Soo dalam gendongannya. Yoon Seo yang mengetahui kehadiran ibunya menangis semakin kencang. Kakinya menendang-nendang di udara kosong, terus meronta di pelukan Dantae.
"Yoon Seo mau dengan eomma?" Suryeon pada akhirnya menukar Eun Soo dan Yoon Seo. Benar saja putrinya berhenti menangis, bahkan bisa tersenyum.
"Yoon Seo, bukankah kau terlalu jahat dengan appa?"
Yoon Seo menepuk-nepuk dada Suryeon. Lebih tepatnya menepuk pada sumber makanannya.
"Rupanya putri eomma juga lapar."
Suryeon membuka kancing piamanya di depan Dantae. Dengan polos Suryeon mulai memberikan sarapan pagi untuk Yoon Seo.
"Shim Suryeon masuk!" Dantae mendorong punggung Suryeon untuk segera masuk kemvali ke kamar. Tidak lupa juga menutup pintu dan tirai.
"Ada apa oppa? Udara di luar sangat nyaman, kita juga bisa berjemur dengan anak-anak."
"Kau ingin memamerkan payudaramu pada dunia? Dengar saja, aku yang juga sebagai pemilik sahnya tidak akan sudi membiarkan istriku yang seksi ini dilirik pria lain."
Suryeon menganga tidak percaya. Dengan cepat Suryeon mengambil handuk untuk menutup wajah Yoon Seo yang masih asik menyedot.
"Oppa pikir oppa juga bisa lihat seenaknya? Sudah sana oppa tunggu di balkon!"
Pada akhirnya Dantae sendiri terdorong kembali ke balkon. Eun Soo menjadi pihak paling tenang di sini. Dengan polos, Eun Soo sibuk memainkan kacamata Dantae. Memasukkan jari kecilnya pada kacamata tanpa lesa.
"Apa hari ini harinya para laki-laki, Eun Soo?"
Eun Soo bengong, jarinya berhenti bergerak di kacamata Dantae.
"Apa yang harus kita lakukan hari ini ya Eun Soo? Appa ingin jalan-jalan dengan eomma, Yoon Seo, dan dirimu."
Jari kecil itu kembali bergerak. Menusuk-nusuk mata Dantae.
"Eun Soo-ya, apa yang kau lakukan pada appa?"
Dantae memutuskan untuk melepas kacamatanya. Tapi saat itu juga Eun Soo mengernyitkan dahi. Tatapan matanya menelisik wajah Dantae.
"Wae? Ada yang aneh dengan wajah appa?"
Mata Eun Soo berkaca-kaca, mulutnya terbuka siap menangis.
"Eun Soo kau kenapa pula?"
Dantae menggendong Eun Soo namun Eun Soo sama-sama memberontak. Setelah penolakan yang Yoon Seo berikan, sekarang giliran Eun Soo.
"Wae? Ini appa Eun Soo-ya! Baiklah kau boleh mainkan kacamata appa lagi. Maaf karena mengganggu tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...