"Ayo tidur denganku! Mulai malam ini kau harus tidur di sini!"
Katakan kalau Suryeon salah dengar. Katakan kalau apa yang baru saja Dantae katakan hanyalah hayalan semata. Ajakan tidur macam apa yang Dantae maksud di sini?
"A-apa maksud, oppa?"
Dantae menyeringai melihat wajah ketakutan Suryeon. Dia memeluk Suryeon dari samping kemudian berbisik,
"Sama seperti apa yang sedang dipikirkan oleh gadis bodohku ini," ucap Dantae senang bisa menjahili Suryeon.
Suryeon menganga tidak percaya. Buru-buru dia berguling menjauh dari Dantae hingga sampai di ujung kasur dan langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Kalau kau berani ke sini, oppa. Aku akan teriak. Aku bisa melaporkanmu atas tindakan pelecehan seksual jika oppa berani menyentuhku," kata Suryeon ketakutan dengan isi pikirannya sendiri.
"Ternyata gadis bodohku berpikiran nakal. Kemarilah! Sekarang kau menjadi gadis mesum juga ya."
Dantae dengan mudah menyeret Suryeon ke sampingnya. Meskipun sudah berguling berulang-ulang untuk menjauhi Dantae, seperti magnet, dia ditarik lagi oleh Dantae.
"Sudah, tidur. Aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh padamu."
Dantae memeluk Suryeon dari belakang, telapak tangan Suryeon yang masih menyilang di depan dadanya diambil oleh Dantae kemudian diletakkan di atas kepalanya.
"Kau ingin aku mengelusmu?"
"Hmm," jawab Dantae dengan suara yang lemah karena dia terdengar sudah sangat mengantuk. Suryeon kasihan dengan Dantae yang terlihat begitu kelelahan hanya menurut dan kembali mengelusnya.
"Setelah malam ini, sepertinya aku akan memindahkan semua barangmu dan mengunci kamar itu lagi."
"Kenapa, oppa?" tanya Suryeon terkejut. Apa Dantae akan mengusirnya dan membuat dirinya menjadi gelandangan dalam waktu satu malam?
Bukannya tidak ada uang untuk segera menyewa apartemen. Tapi masalahnya, sekarang sudah subuh-subuh begini dan tidak akan ada yang mau menyewakan apartemen kepada Suryeon. Pilihan lain adalah hotel, tapi kalau sampai Sungjae tahu, Suryeon akan mendapat pencerahan dengan omelan Suryeon yang sudah seperti ibu-ibu komplek.
"Kalau sudah dipeluk dan diusap seperti ini aku menjadi ketagihan. Bisa-bisa aku tidak akan pernah tidur kalau tidak dipeluk olehmu setiap malam."
Dug dag dig dug
Hatinya kembali memberi debaran yang menggila setelah mendengar ucapan Dantae.
"Itu hanya modusmu saja, oppa. Sudah, aku akan ke kamar," ucap Suryeon dengan nada yang berusaha ia santaikan sebisa mungkin.
Dia melepaskan lingkaran tangan Dantae, tapi Dantae dengan segera mengungkung Suryeon di bawah dirinya. Pandangan matanya berubah menjadi lebih tajam dan lebih gelap.
"Sebaiknya kau tetap di sini saat aku masih memintanya dengan cara yang baik."
Suryeon menelan ludahnya sendiri mendengar kata-kata yang Dantae ucapkan terdengar begitu mengerikan dan sangat meyakinkan.
"Hanya untuk malam ini saja. Ya, malam ini."
Suryeon tersenyum kikuk lalu mendorong Dantae untuk merebahkan diri di sampingnya. Tapi seperti patung, Dantae tidak bergeming sedikit pun.
"Kalau setiap malam, artinya bukan hanya untuk malam ini. Tapi untuk malam besok, kemudian malam besok-besoknya, dan malam-malam seterusnya. Kau akan ada di sini."
Dantae mendekatkan wajahnya pada Suryeon. Tapi Suryeon segera memalingkan wajahnya. Jarak mereka hanya satu centi dan Suryeon bisa merasakan nafas Dantae di pipinya. Terasa begitu hangat dengan hembusan yang teratur. Berbeda sekali dengan dirinya yang sudah tidak tahu bagaimana caranya bernafas, dia sedang mati-matian menahan nafas saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...