88. (Original Part)

636 30 3
                                    

⚠️ M ⚠️

Dantae membanting pintu mobil dengan kesal. Kakinya dihentak-hentakan di lantai penuh amarah. Dilanjutkan dengan mengomel pada lift yang tak kunjung terbuka, padahal sudah jelas butuh waktu dan kesabaran menunggu pintu besi itu terbuka.

"Dantae, kita bertemu lagi!" sapa Sungjae sembari menggandeng Yuri bersamanya.

"Kalian kembali lagi ke Korea? Apa tidak mengganggu pekerjaan Yuri?"

Dantae masuk duluan kemudian memencet lantai di mana ia tinggal, berbaik hati juga memencetkan lantai Sungjae.

"Aku selalu ada libur setiap pergantian tahun. Libur seminggu ini akan aku habiskan di Korea. Oh iya, bagaimana kabar Eun Soo dan Yoon Seo?"

Dantae terkejut dengan kemampuan bahasa Korea Yuri yang meningkat.

"Mereka baik-baik saja berkat eomma nya. Tapi di sini akulah yang tidak baik."

"Kau sedang ada masalah?" tanya Sungjae khawatir melihat Dantae yang sangat lesu.

"Suryeon akan berangkat ke Jepang selama tiga hari. Aku harus bertanggung jawab penuh atas Eun Soo dan Yoon Seo. Ditambah aku tidak akan bisa tidur kalau Suryeon tidak ada di sampingku," keluh Dantae.

"Seharusnya kau menambah asisten rumah tangga dan pengasuh seperti keluarga dokter Ha. Kenapa masih menyiksa bibi Yang? Ini bukan usia yang telat untuknya bersih-bersih."

"Kami berdua sama-sama tidak mempercayai orang luar. Jadi sulit bagi kami menemukan dua orang tambahan itu. Yah, meski mereka akan pulang hari seperti bibi Yang, aku tetap takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."

"Kau terlalu paranoid. Jangan terlalu pelit! Belilah kamera pengawas dan pasang di seluruh penjuru ruanganmu."

Ting

Selesai menasehati Dantae, Sungjae dan Yuri pamit keluar dari lift. Dantae kembali menjadi tidak bersemangat mengingat Suryeon yang akan segera pergi ke Jepang meninggalkan dirinya.

Dantae masuk ke dalam penthousenya dengan langkah gontai. Beberapa lampu sudah dimatikan, tidak ada lagi suara tangisan dari Eun Soo ataupun Yoon Seo.

"Suryeon, kau ada di mana?"

"Aku di kamar, oppa!!"

Berlari, Dantae segera datang menghampiri Suryeon. Di lantai Suryeon sibuk mengemas pakaian-pakaiannya. Dantae menatap isi koper dengan kesal.

"Kau menduakanku dengan benda mati sekarang?"

Suryeon yang melihat Dantae hanya berdiri tanpa melakukan apa pun membuatnya berdiri, kemudian berjalan menghampiri Dantae yang akhir-akhir ini membutuhkan lebih banyak perhatian dari Eun Soo dan Yoon Seo.

"Oppa, apa ada sesuatu yang terjadi di kantor? Kau terlihat tidak baik-baik saja?"

Kedua tangan Suryeon diletakkan di pipi Dantae. Menatap suaminya yang hari ini sedang merajuk berlebihan karena tidak banyak diberi perhatian lagi oleh Suryeon.

"Malam ini, satu kali saja. Anak-anak sudah tidur. Penerbanganmu juga pagi nanti."

Dantae melihat jam tangannya yang menunjuk angka sepuluh. "Masih ada waktu beberapa jam untuk kau beristirahat. Beri aku waktu satu jam saja."

Jas dan dasi yang Dantae kenakan sudah dilempar ke lantai sepersekian detik setelah Dantae selesai berbicara.

"Oppa, apa maksudmu? Satu jam aaakkkh--- turunkan aku oppa!!"

Dantae mengangkat Suryeon dan menaruhnya di atas kasur. "Jangan berani-berani lari atau mencoba menghindari ini lagi. Sudah satu tahun aku menahan diri, tapi hari inu aku tidak bisa. Tidak setelah kau meneleponku tiba-tiba soal Jepang."

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang