"Kau tunggu di dalam mobil saja, aku akan menurunkan semua barangnya dengan cepat."
Hanya butuh waktu lima menit bagi Dantae turun untuk menyerahkan semua bukti itu pada Hyun Woo. Setelahnya mobil mereka langsung jalan untuk pergi ke rumah sakit.
"Bukannya kita harus membeli sesuatu untuk bayinya? Kita tidak bisa datang dengan tangan kosong."
"Benar, aku bahkan berjanji akan membawakan hadiah mahal untuknya. Tapi di mana kita bisa membeli barang-barang itu?" Dantae memperhatikan sekeliling jalan. Tidak ada pusat belanja di sini, apalagi toko untuk perlengkapan bayi.
"Nanti saat perjalanan ke rumah sakit, sekitar dua meter sebelumnya ada toko yang menjual barang-barang bayi. Kita bisa lihat di sana, oppa," Suryeon berucap dengan bangga.
Dantae memandang Suryeon dengan aneh, "Bagaimana kau bisa tahu di sana ada toko seperti itu?"
Suryeon terdiam dirinya juga heran bisa mengetahui toko seperti itu ada di dekat rumah sakit, "Hanya kebetulan tahu saja. Saat mengunjungi Sungjae oppa di rumah sakit itu, aku tidak sengaja melihatnya."
Dantae tetap fokus menyetir hingga mereka sudah berada dekat dengan rumah sakit. Benar seperti kata Suryeon. Di sana ada toko kecil yang menjual perlengkapan bayi.
"Selamat datang, apa ada yang bisa kami bantu?"
Seorang pegawai perempuan menyambut kedatangan mereka. Hanya ada dua pegawai di sini, satu seorang laki-laki di balik meja kasir dan satu lagi perempuan yang membantu untuk memilih barang atau berbicara dengan pengunjung seperti sekarang.
"Kami ingin memberikan hadiah untuk bayi yang baru saja lahir, apa ada barang tertentu yang bisa diberikan untuknya?" tanya Suryeon.
"Kalau anda ingin barang yang akan terpakai sampai dia biasa kami punya perlengkapan untuk mengganti popok, mungkin juga botol susu. Selain itu, orang-orang banyak juga yang memberi pakaian sebagai hadiah."
"Bagaimana dengan popok? Mereka sering sekali berganti popok. Bukankah popok bisa menjadi hadiah yang cukup bagus?"
Dantae menunjuk jajaran popok yang dijual juga di sana. Meski toko kecil, sepertinya mereka menyediakan barang-barang cukup lengkap.
"Tuan sangat berpengalaman. Sepertinya sering mengganti popok anak kalian ya."
Dantae dan Suryeon saling bertatapan. Sepertinya ada sedikit kesalahpahaman di sini. Apa mereka baru dianggap sebagai sepasang suami-istri yang memiliki anak?
"Ka-kami belum---"
Dantae menarik pinggang Suryeon untuk mendekat padanya. Dengan senyum hangat, Dantae menatap Suryeon.
"Bagaimana pemikiranku? Bukankah popok hadiah yang bagus? Aku bisa membelikan satu kontainer popok sebagai hadiah."
"Kami akan sangat senang jika anda membelinya dari kami," canda si pegawai perempuan.
"Sayang, apa menurutmu hadiah lain lebih bagus?" Dantae tetap menanyakan pendapat Suryeon kembali.
"Tidak. Sepertinya benar, popok bisa menjadi barang yang paling dibutuhkan."
"Untuk saat ini aku beli satu dus dulu. Aku minta kotaknya dibungkus dengan kertas kado. Nanti aku pesan satu kontainer saat bayinya sudah pulang dari rumah sakit."
Mata pegawainya berbinar. Tadi dia hanya bercanda, siapa sangka dibawa serius oleh Dantae.
"Aku bisa lunaskan langsung semuanya."
"Sebelah sini," pegawai perempuan itu lari ke belakang kasir. Dantae hanya ikut saja dan benar-benar memesan satu kontainer popok untuk Jun Sang. Membeli pabrik popok saja Dantae sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanficGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...