70. ⚠️

565 14 0
                                    

"Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini. Karena sebentar lagi kau akan ke Amerika dan aku tidak bisa menemanimu. Untuk menjagamu..."

Dantae berlutut dan membuka kotak itu, "Suryeon menikahlah denganku. Ayo kita habiskan hidup bersama."

Cincin itu disematkan di jari Suryeon. Tidak mengucapkan apa pun, Suryeon hanya menangis dan memeluk Dantae.

"Yak, jawab aku gadis bodoh---"

Cup

Dengan air mata yang membasahi wajah Suryeon, bibir mereka bertemu dengan Suryeon yang memulai. Lengan Suryeon melingkar di leher Dantae sedangkan tangan Dantae melingkar di pinggang Suryeon.

"O-oppa, aku menginginkanmu."

"APA!" Dantae tidak salah dengarkan? Telinganya jelas masih berfungsi dengan baik.

"Aku menginginkanmu."

"Sial, Suryeon! Aku tidak akan bisa berhenti kalau kau sudah memberi lampu hijau."

Dantae menidurkan Suryeon di sofa, bibir mereka masih berpagutan. Seo Jin terbukti salah. Suryeon selalu bisa membuat Dantae terpukau dan Suryeon juga bisa memberikannya pada Dantae.

"Ingat Suryeon, aku tidak akan bisa berhenti."

Dantae membuang jasnya ke lantai dan lanjut menciumi seluruh wajah Suryeon. Jas buatan Jakomo itu sudah berkali-kali dilepas pasang hari ini.

"Aku tahu, oppa."

Dantae mengangkat tubuh Suryeon untuk duduk di pangkuannya. Perlahan Dantae merebahkan kepalanya pada sandaran sofa, kemudian Suryeon dengan berani mencium Dantae. Pergerakan Suryeon lebih lambat dan berhati-hati, berbeda dengan Dantae.

"Suryeon bagaimana bisa kau terlihat begitu cantik dari bawah sini?"

Dantae membenarkan letak rambut Suryeon lalu tanpa menunggu jawaban Suryeon, Dantae kembali melumat bibir Suryeon dengan gerakan sedikit menuntut.

Suryeon melepas ciuman itu karena kekurangan pasokan oksigen. Dantae tidak ingin melewatkan waktu istirahat sedetik pun, kini sasarannya adalah leher Suryeon. Dantae mengecup, mengggigit, dan menghisap sehingga menimbulkan kissmark merah keunguan di sana.

"Kau milikku, Suryeon. Selamanya hanya milikku."

Saat melihat wajah Suryeon dengan mata tertutup dan bibir yang sedikit terbuka, Dantae jadi teringat betapa menjijikannya bibir Seo Jin yang menyentuhnya tadi.

"Sialan! Aku harus membersihkannya." Dantae mengumpat dalam hati. Tangan Dantae meraih tengkuk Suryeon dengan kasar kemudian kembali mempertemukan bibir mereka.

Benar-benar harus menghapus jejak Seo Jin di bibirnya. Hanya Suryeon yang Dantae ingninkan. Hanya Suryeon yang boleh menyentuh Dantae dan hanya Dantae yang boleh menyentuh Suryeon.

Suara decapan memenuhi ruang tamu. Mendapat secuil keberanian, Suryeon mulai membuka dasi Dantae kemudian kancing kemejanya dengan gerakan pelan.

Dan kegiatan seperti di Jepang itu terjadi lagi.

***

Malam kemarin setelah Dantae dan Suryeon akhirnya melakukannya, keduanya berakhir tertidur di sofa. Sebelum mengistirahatkan diri, Dantae juga sempat mengirim pesan pada bibi Yang untuk berlibur hari ini. Dantae butuh privasi dengan Suryeon pagi ini.

Kedua tubuh yang hanya terbalut selimut untuk mulai menggeliat. Tidak ada telepon masuk ataupun alarm yang berbunyi, tapi cahaya matahari itu benar-benar menyinari satu penthouse terutama ruang tamu.

Love Disorder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang