"Oppa, hari ini kau harus ke kantor. Katanya akan ada rapat dengan Dawn Fabric."
Suryeon membangunkan Dantae dengan penuh kesabaran. Sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa bulan terakhir Suryeon membangunkan Dantae.
"Lima menit lagi," kata Dantae sebelum akhirnya menarik Suryeon untuk dijadikannya guling.
"Oppa, aku harus melihat Eun Soo dan Yoon Seo juga. Sarapan pagi ini sudah aku siapkan di meja makan. Baju kerjamu juga sudah ada di meja. Aku ke kamar duo Joo dulu ya..."
Saat Suryeon ingin bangun dari posisi tidurnya, Dantae segera menarik Suryeon untuk kembali ia peluk.
"Aku cemburu," ungkap Dantae tiba-tiba membuat Suryeon kebingungan.
"Ha? Cemburu pada siapa? Sejak Joon Ki oppa datang di perayaan 100 hari Eun Soo dan Yoon Seo, dia ada di Amerika. Sungjae oppa juga selalu sibuk bolak-balik Jepang untuk berkencan dengan Yuri. Masa iya kau cemburu dengan Sang Yun oppa yang jelas-jelas sudah berkeluarga."
Suryeon bahkan menjabarkan tiga orang laki-laki yang berpotensi membuat Dantae cembur. Tapi Dantae hanya membalas dengan gelengan.
"Bukan mereka."
"Lalu kau cemburu pada siapa oppa?"
"Eun Soo dan Yoon Seo, mereka mengambilmu dariku. Semenjak pulang dari rumah sakit waktu untukku bermesraan denganmu semakin sedikit. Kemarin malam saja kau beberapa kali mengecek kamar anak-anak. Aku cemburu dengan duo Joo, mereka mendapat lebih banyak perhatian eomma nya."
Suryeon menganga mendengar berita mengejutkan ini, "Me-mereka anak-anakmu, Joo Dantae-ssi. Kau cemburu dengan mereka??"
"Satu hari aku hanya dapat tiga ciuman darimu, satu di pagi hari, dua saat malam. Waktu untuk memelukmu berkurang drastis, biasanya dalam sehari aku bisa memelukmu lebih dari sepuluh jam. Sekarang satu kali dua puluh empat jam kau terus bergantian memeluk Eun Soo dan Yoon Seo. Kau juga memandikan dan menyusui mereka. Kapan giliranku!?"
Dantae terus merajuk. Tidak salah kalau Suryeon memanggilnya bayi besar keluarga Joo.
"Besok malam. Appa hari ini akan ke Korea untuk melihat cucu-cucu kesayangannya. Seperti biasa appa akan membawa mereka ke penthouse milik Joon Ki oppa, kita bisa minta waktu beberapa jam pada appa kalau dia tidak keberatan," kata Suryeon sembari mengelus kepala Dantae.
"Sungguh? Bulan kemarin juga abeonim datang dan membawa mereka, tapi kau ada rapat di Jakomo. Apa kali ini juga akan begitu?"
"Tidak tahu. Mungkin kali ini Sang Hwa eonni akan mencariku lagi di Jakomo. Oppa tahu 'kan kalau Sang Hwa eonni akhir-akhir ini menjadi pelanggan VIP Jakomo yang datang setiap toko mau tutup."
"Kenapa dia selalu mengganggu. Saat abeonim sudah bisa menjaga anak-anak kau selalu tidak ada waktu."
Suryeon menyodorkan kelingkingnya pada Dantae. "Asal oppa janji padaku untuk segera bangun, aku akan mengosongkan jadwalku besok dari sore sampai malam."
"Baiklah, aku janji." Dantae duduk bersandar di kasur kemudian mengaitka kelingkingnya pada kelingking Suryeon.
Mengecap perjanjian mereka dengan ibu jari. Stempel kalau mereka tidak boleh melanggar perjanjian ini.
"Kita bisa lakukan olahraga yang oppa mau," bisik Suryeon menggoda lalu segera lari keluar dari kamar untuk mengecek Eun Soo dan Yoon Seo.
"Gadis nakal itu sudah mulai bermain-main denganku. Menarik juga, sayang."
Dantae melompat turun dari ranjang, berjalan ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.
Di kamar si kembar, Suryeon sibuk mengganti popok sendiri. Eun Soo merupakan anak laki-laki yang begitu santai, dia tidak memberontak ke sana kemari seperti adiknya Yoon Seo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Disorder ✔
FanfictionGejala Love Disorder dialami oleh Joo Dantae saat dirinya mulai merasa tertarik terhadap Shim Suryeon, gadis yang ditaksirnya sejak dua puluh tahun lalu. Shim Suryeon yang memiliki senyum mempesona dengan mudah diakui Dantae bahwa Suryeon adalah mil...